Saya Masih Anak-Anak?

Liburan kemarin saya berkumpul bersama sanak saudara dari Mama saya. Tiap 3-4 bulan sekali kami memang rutin mengadakan arisan keluarga sekalian berkumpul di suatu tempat di luar kota.

Seperti biasa, Papi (sebutan untuk Om saya, suami dari adik pertama Mama) membawa seperangkat home theatre + alat karaoke untuk mengisi waktu disana. Jadilah liburan kali ini yang merusak telinga penuh dengan lagu-lagu karaoke jadul (berhubung yang nyanyi kebanyakan bapak-bapak dan emak-emak). Para anak-anak hanya terdiam saja melihat polah dan tingkah laku para orang tua mereka. 😆

Suatu ketika di malam hari, Papi memasang film barat. Yang menonton film tersebut adalah saya bersama Papa saya, Papi, dan dua Om saya yang lain serta anak-anak mereka yang notabene laki-laki semua. Kebetulan yang para cewek dan anak-anak lagi asyik di kamar nontonin Kakak saya main game di laptopnya. Jadilah saya perempuan sendiri di ruangan itu.

Filmnya ternyata cukup seru! Bercerita tentang seorang wanita hamil yang akan dibunuh. Si tokoh utama yang melihat hal itu tidak tinggal diam dan mencoba untuk menolong si ibu muda. Adegan tembak-tembakan disajikan secara berentetan di film tersebut. Seru!

Pas lagi seru-serunya nonton, ada adegan si tokoh utama memasuki suatu tempat dimana tempat tersebut adalah rumah bordil. Saya masih dengan cueknya ngakak melihat pakaian para pemeran yang aneh-aneh. Tiba-tiba ada adegan 17 tahun keatas, dan salah satu Om saya langsung protes. “Ganti filmnya, ini film orang dewasa. Disini ada anak-anak”

Saya yang mendengar protesan tersebut langsung melihat sekeliling saya. “Nggak ada anak-anak kok, Om. Pada di kamar semua,” ucap saya dengan polosnya. Tapi Om saya tetap kekeuh meminta untuk menghentikan film. Papi hanya tersenyum dan memencet tombol stop pada remote.

Lagi-lagi saya bingung. Kok diberhentikan? Khan nggak ada anak-anak? Saya sendiri sudah berusia 23, jadi rasanya pantas-pantas saja menonton adegan tersebut yang cuma beberapa detik. 😕

Dengan sedikit dongkol karena film yang lagi seru tiba-tiba diinterupsi, saya masuk ke kamar sembari bercerita hal tersebut ke Kakak saya. Kakak saya hanya bisa tertawa dan mengatakan, “iya, kamu khan masih anak-anak!” (sambil ngakak.) Halah, dia malah ketawa. 😈

Akhirnya saya protes ke Mama saya, karena saya merasa didiskreditkan dan dianggap anak kecil. Mama memberikan pengertian, bahwa anak-anak yang dimaksud adalah Anak dari salah satu orang dewasa yang sedang menonton. Apalagi saya perempuan sendiri, mungkin mereka juga malu menonton film yang ada adegan dewasa bersama anak mereka (saya sendiri sudah dianggap anak sama Om-Om saya ^^).

Mendengar penjelasan dari Mama, saya akhirnya menerima perlakuan tadi. Cuma masih mikir aja, saya khan sudah besar. Masa masih dilarang nonton film yang ada adegan 17+?? Apa saya masih terlalu lugu untuk menonton film tersebut?

Atau…apakah mereka tidak tahu bahwasanya film-film barat sekarang ini rata-rata sudah terkontaminasi dengan adegan-adegan vulgar semacam itu? Jadi ketika melihat adegan tersebut mereka jadi kaget. 😕

Yang ingin saya tanyakan bagi kalian yang sudah berumur 17 tahun keatas, apakah kalian masih dilarang untuk menonton film dewasa?

Saya sendiri tahu pasti banyak “anak-anak” yang menonton film dewasa secara diam-diam, tanpa diketahui orang dewasa. Tanya kenapa?

*melirik ke Gun* 😈

[Update]

Beberapa komen sudah mewakili pertanyaan yang saya ajukan, oleh karena itu saya meminta bantuan untuk memberikan saya judul-judul film yang layak ditonton sekeluarga untuk acara nonton bersama di arisan keluarga berikutnya. Film-film yang layak ditonton sekeluarga seperti Mr. Bean Holiday, Chronicles of Narnia, War of the World, Nanny McPhee dll. Tolong masukannya dari pembaca. Kalau bisa film yang masih baru. Terima kasih. ^^