140 Hari #dirumahaja

Hallo hallo, bagaimana kabar kalian selama #dirumahaja? Masih tetap waras? Iseng bikin postingan ini karena udah lama banget gak ngeblog. Keinget pengen balik ngeblog untuk sekadar curhat atau meluapkan apa yang ada di otak. Nah pas banget jadi sekalian aja saya nulis ini.

Setelah 130 hari lebih mendem di rumah aja, saya pikir saya akan baik-baik saja. Saya pikir saya bisa bertahan dengan keadaan ini. Melihat saya yang orangnya gampang happy dan melihat sesuatu dengan sudut pandang yang berbeda, saya pikir saya bisa melewati semua ini dengan baik. Namun ternyata saya tidak baik-baik saja.

Saya di rumah saja. Bekerja seperti biasa via online, karena pada dasarnya saat ini saya adalah freelancer yang menerima project via email, diskusi via meeting online walau terkadang harus meeting bertemu muka. Namun mengingat kondisi pandemi ini, tentu saja semuanya dilakukan dari rumah. Saya tidak ke mana-mana karena ingin memutus rantai virus #Covid19.

Pagi hari bangun seperti biasa, sarapan, sempat menonton TV atau ngecek social media sebelum mulai bekerja. Setelah itu bekerja seperti biasa. Semakin sedikit pekerjaan, semakin cepat saya menyelesaikan dan sisanya saya habiskan dengan nonton video, drama Korea, atau bermain bersama keponakan.

Hal itu berlanjut terus sampai lebih dari 100 hari. Kegiatan ini menjadi rutinitas sehari-hari. Saya senang dengan kegiatan ini, namun ternyata ada sisi lain dalam diri saya yang mulai jenuh. Sisi lain itu seakan-akan mulai memberontak sehingga menyebabkan saya kurang nafsu makan. Sudah seminggu ini nafsu makan saya hilang. Malah sering skip makan karena memang tidak ingin.

Saya pun menyibukkan diri dengan membuat konten, menonton hal-hal receh, bahkan menonton video makanan supaya nafsu makan ini meningkat, namun ternyata tidak berhasil. Tapi walau nafsu makan berkurang, tidak membuat saya kurusan HAHAHAHA sedih.

Akhirnya setelah mencoba curhat ke sahabat, ternyata hal tersebut bukan tidak saya rasakan sendirian saja. Semua orang pun merasakan hal yang sama, cuma mungkin proses saya menyadari hal ini terlambat. Saya stress dengan keadaan ini, tapi mau gimana, yang bisa saya lakukan adalah menjaga agar pikiran tetap waras dan sehat jiwa raga.
Memang hal yang saya hadapi tidak seberat orang lain, tapi ternyata pandemi ini cukup mempengaruhi pikiran. Walau di rumah saja, ternyata bisa menyebabkan stress.

Ini kisah saya di masa pandemi, bagaimana dengan kisah kamu?

8 respons untuk ‘140 Hari #dirumahaja

  1. Zam berkata:

    memang situasi yang serba sulit di masa pandemi ini, Chik. jika jenuh, mungkin bisa dengan keluar sebentar, misal dengan keliling-keliling pake mobil tanpa tujuan jelas, bisa jadi salah satu cara untuk meredakan stres..

    semoga tetap sehat dan tetap waras (ini yang penting)!

    • cK berkata:

      Betul Zam, aku kadang suka random aja keliling Jakarta tanpa keluar dari mobil. Emang di masa sekarang yang penting itu selain jaga kesehatan fisik, juga jaga kesehatan mental.

  2. chiekebvo berkata:

    aku pun seperti itu, bedanya nafsu makan makin nambah. trus lama-lama jadi bosan juga di rumah. yang awalnya senang, betah, lama-lama akhirnya sudah 2 minggu berturut2 tiap wiken keluar rumah tapi ga turun dari mobil. cuman keliling2, kalo lapar beli yang drive thru.. yang penting konten BTS nya tetap jalan di igs ya chik, hehehe..

  3. morishige berkata:

    Pandemi ini bikin saya bersyukur punya beberapa hobi, Mbak Chika. Jadi kalau bosan melakukan aktivitas A, bisa beralih ke B, C, atau D, dll. Kalau nggak punya hobi, mungkin saya akan stress… 😀

  4. Amandash berkata:

    You are not alone!! Aku juga ngalamin dari fase “hore! bisa bangun siang”, ke berkebun hidroponik, ke coba2 baking ngikutin youtube, terus ikutan olahraga2, sampe akhirnya baru bisa nerima kalo ini bukan fase dirumah tapi isu global nyata!! Agak lama buat accept nya hahaha

    stay safe and stay well Ka 🙂

  5. destiutami berkata:

    Halo, Chika!
    Rutinitasku masih seperti biasa, seperti sebelum pandemi. Masih ngantor. Masih tidur seharian pas hari libur. Perbedaan terbesar adalah tidak bisa keluar kota. Ituuu yang bikin sedih karena ga bisa ketemu orang tua. Yah.. mau bagaimana lagi. Hehe.
    Stay safe stay kind chika 😀

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s