Saya masih ingat ketika hujan turun di Kuala Lumpur pada Hari Thaipusam yang menyebabkan saya mengurungkan niat untuk ke Batu Caves. Pupus sudah harapan ke Batu Caves di hari terakhir saya berkunjung ke Malaysia.
Beberapa tahun kemudian, saya kembali ke Kuala Lumpur. Karena saudara saya yang di Singapore pindah ke Kuala Lumpur, tampaknya hal itu akan membuat saya lebih sering mengunjungi Malaysia. Tujuan kali ini sebenarnya murni ingin mengunjungi sepupu saya, namun terlintas ide untuk ke Batu Caves, mengingat terakhir saya ke Malaysia, saya batal pergi ke sana. Bersama sepupu saya, saya mengunjungi Batu Caves yang terletak di daerah Gombak, Selangor. Cuaca saat itu cukup panas, mirip-mirip dengan musim panas di Jakarta.
Batu Caves ini merupakan bukit kapur yang memiliki serangkaian gua dan di dalamnya ada kuil untuk berdoa bagi umat Hindu. Nama Batu diambil dari nama Sungai Batu yang terletak dekat Batu Caves ini. Untuk mencapai hingga ke atas, maka pengunjung harus menaiki anak tangga sebanyak 272 buah. Sebelum menaiki tangga, akan ada patung Dewa Murugan yang berwarna keemasan. Saking besarnya patung ini dapat terlihat dari kejauhan.
Tinggi yaaaaa~
Untuk masuk ke sini gratis, hanya saja ada beberapa larangan untuk naik ke atas, antara lain dilarang memakai celana pendek dan rok pendek, dilarang merokok, dilarang meludah, dilarang berolah raga, dilarang membawa binatang peliharaan, dan dilarang berlarian naik turun. Eh ini cuma kesimpulan saya sih dari gambar di bawah ini. 😛
Yang dilarang masuk ke Batu Caves
Walau saya cukup rajin berenang olah raga, entah kenapa naik tangga ini terasa melelahkan sekali. Saya bahkan sampai 2 kali beristirahat hingga akhirnya berhasil sampai atas. Sayangnya tidak ada jalur khusus yang memudahkan naik ke atas, sehingga bagi orang tua, penyandang cacat maupun ibu hamil tidak akan bisa mencapai ke atas kecuali harus menaiki 272 anak tangga tersebut.
Sepanjang perjalanan naik ke atas, banyak sekali monyet-monyet yang berkeliaran di tangga, di pegangan tangga, dan entah kenapa saya merasa monyet-monyet di sini seperti mencari makanan. Jadi saya sarankan jangan ngemil saat naik ke atas atau siap-siap aja didekati para monyet.
Monyet bawa kaleng entah dari mana
Sesampai di atas, ada penjual es krim! Selain itu ada beberapa tempat berdoa dan banyak monyet. Oh iya, monyet-monyet di sini dilarang diberi makan supaya mereka tidak terbiasa minta-minta ke pengunjung. Jangan khawatir mereka akan kelaparan, karena pengelola tempat ini memberi makan mereka secara rutin.
Kuil di dalam Batu Caves
Walau gua ini agak gelap, ada alat penerangan yang cukup sehingga pengunjung tetap bisa berfoto-foto dengan enak. Selain itu ada kipas angin sehingga membantu bagi yang kegerahan seperti saya. Harusnya mereka pakai Honeywell Air Cooler aja ya biar lebih sejuk. *eaaaa*
Udah di atas, masih naik tangga lagi…
Namun ternyata masih ada lagi dong anak tangga untuk mencapai puncak teratas. Alamak. Baju saya pun kuyup saking banyaknya tangga yang harus dinaiki. Pas sampai di atas, rasanya seperti berada di dalam jurang karena bagian atas gua ternyata beratapkan langit. Seperti halnya gua, saya bisa mencium bau lembab di sini. Di bagian teratas ini terdapat kuil untuk berdoa dan beberapa patung yang menjadi tempat foto-foto. Karena saya pergi pas hari kerja, Batu Caves terlihat sepi.
Bagian atas Batu Caves
Kuil di Batu Caves
Monyet makan pisang
Setelah foto-foto, saya pun kembali turun. Karena berhasil menaiki anak tangga yang banyak itu, saya pun menghadiahkan diri saya sendiri dengan Nestle KitKat Greentea. Sayangnya saya tidak bisa makan saat itu juga karena sekitar 3 monyet memandangi saya dengan penuh nafsu seakan-akan saya adalah pisang. Maka saya pun terpaksa menahan untuk tidak makan es krim di atas dan segera turun ke bawah.
Ada break, ada KitKat
Di Batu Caves ini juga ada Gua Gelap (Dark Cave). Disediakan tour ke dalam Gua Gelap dengan bayaran untuk orang dewasa RM 35 sedangkan anak-anak RM 25. Nantinya pengunjung akan dibawa masuk ke dalam gua dan dibekali pencahayaan yang cukup dengan durasi tour selama 45 menit. Seems legit.
Sayangnya saya keburu beli es krim dan karena gak mau es krim ini cair di tas, saya memutuskan turun dan menikmati es krim di bawah. Lagian saya sudah pernah masuk ke dalam gua di Tana Toraja, mungkin rasanya gak jauh berbeda. *eh*
Untuk masuk ke Batu Caves, pengunjung tidak perlu mengeluarkan uang karena tempat ini gratis. Namun bagi yang ingin menyumbang uang untuk perawatan tempat ini boleh banget. Gak ada salahnya menyumbang untuk membantu melestarikan tempat ini.
Akhirnya terpenuhi juga rasa penasaran saya pada tempat ini. Batu Caves layak dikunjungi bagi para traveler karena selain bisa melihat pemandangan dari atas, ada sejarah dan pengetahuan juga di sini. Namun siapkan kondisi badan karena akan cukup melelahkan untuk naik ke atas. Tampaknya saya akan kembali lagi ke sini untuk mengunjungi Dark Caves. Entah kapan.
Batu Caves
Jam buka: 06:00 – 21:00 (setiap hari)
Alamat: Batu Caves, Sri Subramaniam Temple, Kuala Lumpur, Malaysia
Telpon: +60 32287 9422
Jalan-jalan ke mana lagi yaaaa~
Larangan itu cakep untuk menjaga kebersihan dan menghormati tempat ibadah.
Bagus itu larangan memberi makan monyet, supaya binatang itu tidak manja juga, 🙂
Setidaknya supaya mereka gak nakal dan minta-minta makanan ke pengunjung.
Kalau mau ke sini naik apa ya?
Saya waktu ke sana sih naik bus (lupa yang nomer berapa). Bisa juga naik kereta dari KL Sentral.
Kira2 perlh berapa jam untuk naikin tangga dan turun lagi sampe ke bawah. Tanpa terlalu ngos2an (gak keburu dan juga gak terlalu santai). Sampe atas cuma sekedar lihat dan foto trus turun lagi.? 😄
Mungkin sekitar 1-2 jam. Pas di atas sih lebih ke lihat-lihat pemandangan di sana, foto-foto, sama jajan (tapi ternyata bukan ide yang bagus makan di sana, karena bakal diikutin sama monyet).