Sejak kecil saya suka menonton film. Dari menonton film saya bisa melihat berbagai tempat yang tidak pernah saya datangi.
Di tahun 2001, dirilislah film Harry Potter. Sebelumnya saya bukan pembaca novel Harry Potter. Namun sejak filmnya keluar, saya menjadi Harry Potter addict.
Saya memburu buku-bukunya dan membaca semuanya. Saya koleksi bukunya baik yang bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris dengan cover yang berbeda-beda. Saya membaca fakta-fakta tentang Harry Potter. Saya menghafal berbagai detail dalam buku Hary Potter, dan saya semakin tergila-gila dengan negara Inggris.
Negara Inggris merupakan negara yang menjadi latar belakang cerita Harry Potter. Gara-gara Harry Potter, saya terus mencari gambar-gambar tentang Inggris dan bercita-cita suatu hari nanti saya harus ke Inggris.
Kebetulan kampus yang saya pilih juga berbau London, yaitu di London School of Public Relations. Pokoknya saya suka dengan semua yang berbau Inggris. Mulai dari baju, tas, pernak-pernik, hingga gitar yang saya punya berhubungan dengan Inggris.
Di tahun 2012, saya mendapat titah untuk menemani Mama pergi ke Eropa. Mama yang tahu besarnya kecintaan saya sama Inggris mengajak mampir ke Inggris. Maka kami mempersiapkan dua visa dalam perjalanan ke Eropa, yaitu visa Schengen dan Visa UK.
Englaaaand, I’m comiiiiing!
Saya dan mama berangkat dari stasiun Gare du Nord Paris dengan naik kereta Eurostar. Perjalanan dari Paris ke London memakan waktu sekitar 2,5 jam. Kereta ini akan melewati bawah laut dan tiba di St. Pancras, London. Guess what? St. Pancras ini ternyata dekat banget sama stasiun King’s Cross! Maka saya pun jalan kaki menuju King’s Cross untuk melakukan satu hal dalam bucket list saya, foto di Platform 9 ¾.
Di dalam cerita Harry Potter, King’s Cross Station adalah stasiun kereta di mana Hogwarts Express akan membawa para penyihir remaja menuju sekolah sihir Hogwarts. DAN AKHIRNYA SAYA PUNYA FOTO DI KING’S CROSS PLATFORM 9 ¾!
Iya, bawaannya banyak…
Betapa bahagianya saya begitu menginjak Inggris. Bus double decker dan taksi hitam gendut berkeliaran di sekeliling saya. Di London saya menginap di Holiday Inn di Regent’s Park. Kamar hotelnya standar dengan rate 1,5 juta rupiah per malam. Yang saya suka dari daerah ini adalah dekat dengan tempat berbelanja Victoria Street.
Berbelanja di London memang tidak murah. Baju-baju yang dijual di pinggiran aja harganya bisa sekitar £5 (dikalikan saja dengan kurs saat itu, Rp 17.000). Mahal sih kalau buat saya. #Padang
Rencana empat hari di London membuat saya berpikir keras, tempat-tempat mana yang harus saya datangi. Maka sebagai Harry Potter fans, maka saya harus menunaikan kewajiban saya yaitu pergi ke Harry Potter Studio.
Masuk ke Harry Potter studio tidaklah murah. Belum lagi saya mendapatkan pengalaman tidak enak di awal tapi semua terlupakan begitu saya memasuki area ini. Cerita soal ke Harry Potter studio akan dibuat di postingan terpisah ya~ 😛
Berbagai tempat mainstream saya coba datangi, seperti Baker Street, Museum Sherlock, London Beatles Store, Madame Tussaud, menyisiri sungai Thames dan melewati London Bridge, hingga naik ke London Eye.
Yang menyenangkan di sini adalah udara yang adem dan trotoar yang layak. Saya suka berjalan kaki di sini. Mulai dari Big Ben, Palace of Westminster, St Margaret’s Church, sampai Westminster Abbey. Sayangnya saya gak sempat foto-foto di Abbey Road.
Empat hari di London, sungguh tidak terasa. Rasanya ingin lebih lama tinggal di sini. Atau menetap di sini? Ah rasanya tidak mungkin.
Cita-cita saya yang tidak kesampaian adalah pergi ke Hyde Park, duduk-duduk gelar tikar sambil tiduran bersimbah cahaya matahari pagi. Selain karena saya gak bawa tikar, Mama lebih suka pergi ke tempat mainstream.
Selain itu saya selalu gagal makan di Speedy’s, cafe sebelah rumah yang menjadi tempat syuting film serial Sherlock. Setiap saya ke sini, pasti tempatnya sudah tutup. Sedih.
Tempat syuting Sherlock di sini nih…
Saya juga gagal untuk berfoto-foto di box telpon merah karena pas mau foto-foto di sana, tiba-tiba ketemu orang yang punya coat sama dengan saya. Karena tengsin coat-nya sama, saya langsung menjauhi box telpon itu HAHAHAHAHAHA.
Dari semua perjalanan ini, yang paling membuat saya bahagia adalah saya pergi bersama Mama, orang yang telah melahirkan saya ke dunia ini dan membuat saya bisa mewujudkan cita-cita saya untuk pergi ke Inggris. Terima kasih Mama. :’)
Semoga suatu hari saya bisa kembali ke Inggris lagi.
*foto sambil mamam Ring biar bisa ke Inggris*
.
Postingan perjalanan yang cukup basi. Biarin deh. 🙄
ooow pantesan tersebar foto ring.. Good luck kalo gitu :p
Makasih kakaaaak
oalah kak Chika lulusan London school… *baru tau 😀
wow knight busnya tingkat 3 :O
huahaha… emang yah… kalo lagi dijalan ketemu orang yg bajunya kembaran itu gimana gitu rasanya… (^.^;)
Begitulah, Van. 😎
Iya tuh, kalau ketemu yang bajunya sama kenapa rasanya tengsin ya? Berasa bajunya pasaran.
iyah setujuh… hahaha
Dulu pas kuliah pernah punya baju lengan panjang kotak2 yg motifnya mirip sama temen cewek. Duh, kami berdua malah pernah janjian pakek baju itu bareng. Trus pernah naik kereta api juga bareng. Huahahaha..
Btw, kak chika beruntung punya mama yg modern ya yang kerjanya memungkinkan untuk bisa ke luar negeri..
#Uhuk terus temen ceweknya ke mana?
Anw aku memang mengidolakan banget Mamaku. Pengen suatu saat nanti kayak Mama bisa keliling berbagai negara dari pekerjaannya. 😀
Asik jalan-jalan ke inggris bareng mama.
Btw, mamanya kak cika kerja apa?
Ngitungin receh. =)))
Chikaaaa… semoga menangggg yaaa…. Ye-ye-yeee… Vote Chika for President! *hlo?
Hahahaha makasiiiih
Kalo Umar cita-citanya ke Jepang, biar bisa naik Shinkansen katanya… :p
Kalau kamu?
Aku sih kemanapun Umar pergi deh… :p
itu asik banget itu harry potter studio *mupeng*
*mamam coklat kodok*
halo kak chika, salam kenal..
asik banget baca blog nya travelling ke UK hihiii… *mupeng*
aku ada info nih kak, keliatannya kakak hobby nge-blog. ada kompetisi blog di http://kompetisimenulis.com/.. siapa tau kak jadi pemenangnya. makasih sebelumnya kak 🙂
Hai Lenaa, terima kasih infonya. 🙂