Semua berawal dari pertanyaan saya di Twitter: “Kalian udah pernah ketemu idola kalian secara langsung gak sih? Dulu tuh idolaku itu The Moffatts”
Dari status itu saya langsung flashback ke 10 tahun ke belakang. Saat itu saya masih SMA. Entah kelas 1 atau kelas 2. Lupa.
Idola saya yaitu The Moffatts datang ke Indonesia dalam rangka tour promo album. Masih teringat bagaimana saya bersusah payah menabung untuk bisa membeli tiket The Moffatts yang harganya Rp 175.000. Untuk anak sekolah seperti saya, berat rasanya mengeluarkan uang sebesar itu. Tapi demi The Moffatts, saya rela.
Tak Disangka The Moffatts menginap di sebuah hotel yang tak jauh dari sekolah saya. Tentu saja ini merupakan kesempatan saya untuk ngintil mereka. Namanya juga fans, pasti pengen ketemu idolanya dong. Sepulang sekolah, saya bersama senior SMA yang ngefans The Moffatts langsung menuju ke hotelnya. Ternyata di sana sudah ramai dengan fansnya.
Terdengar gosip bahwa mereka akan mengadakan meet and greet dengan penggemarnya. Saya yang sudah siap sedari awal, membawa pernak-pernik The Moffatts untuk ditandatangani. Saya ikut mengantri dengan ratusan fans The Moffatts lainnya. Lalu tiba-tiba terdengar berita bahwa jumpa fans ini sangat dibatasi. Saya dan senior saya kalap dan mencoba menerobos desakan para fans. Sadar karena sulit untuk memasukan beberapa orang di antrian, senior saya, Kak Anas yang baik hati itu, mendorong saya agar bisa ikutan meet and greet. Dia berusaha agar saya bisa ikutan jumpa fans tersebut dan… usahanya tidak sia-sia!
Saya termasuk fans yang bisa ikutan meet and greet. Panik. Kaget. Senang. Girang. Bingung. Semua perasaan berkecamuk di pikiran saya. Saya langsung membuka tas, menyiapkan pulpen, menyiapkan kamera, foto yang harus ditandatangani dan lain-lain. Tiba-tiba saat mendekati antrian, dilarang mengambil foto. Aaaaakkkhhh! Kamera ditahan dan hanya boleh minta tanda tangan.
Huks huks huks, ya sudahlah akhirnya saya menurut dan tetap mengantri. Tiba saatnya giliran saya. Saya bertemu Bob! Saya langsung menyapa dan menyodorkan buklet The Moffatts untuk ditandatangani. Lalu menuju Scott yang tampaknya lagi bad mood. Melihat saya pun tidak. Kemudian Dave yang malah menyapa duluan dan memberikan senyuman. Dan terakhir Clint dengan jambul pirangnya yang khas.
Huaaaaaaaah senang sekali rasanya bisa bertatapan muka dengan mereka. Saya memang hanya fans kecil yang mengidolakan mereka, tetapi pertemuan dengan mereka membuat saya bahagia to the max!
Namun seiring berjalannya waktu, perasaan ngefans dengan idola dapat luntur. The Moffatts membubarkan diri karena para personelnya sibuk dengan kehidupan masing-masing. Namun Bob dan Clint memutuskan membuat group baru dengan nama Same Same.
Singkat cerita, mereka promo album terbaru di Indonesia. Saat itu saya magang di suatu production house dan saya disuruh wawancara mereka!
Bob dan Clint yang dulu saya idolakan, sekarang benar-benar di hadapan dan ngobrol bareng. Entah kenapa rasa ngefans saya sudah mulai berkurang, jadi kita ngobrol biasa, gak pakai teriak-teriak senang. Tapi saya katakan ke mereka kalau dulu saya ngefans banget dengan The Moffatts. Maka jadilah mereka menandatangani CD Same Same yang saya bawa. *loncat-loncat*
Sialnya pas mau foto, batere kamera habis. Jadi tidak ada bukti kalau saya bertemu dengan mereka. Tapi ada sih foto yang diambil teman saya waktu saya sedang mewawancarai mereka (ini lagi mencatat sesuatu). Oh iya, ternyata mereka gak gitu tinggi untuk ukuran bule. *halah*
Dua kali sudah saya bertemu dengan idola saya The Moffatts. Bagaimana denganmu? Pernah ketemu idola? Ayo berbagi cerita. 🙂
*sruput teh*
Saya justru sering berada di posisi sang idola dan banyak yang histeris pas ketemu saya
#minggat
oh iya? *gak percaya
foto barengnya keren ya chik ampe gak keliatan wajahnya 😀
yoi, rambutku bagus khan? 😆
saya sudah pernah ketemu Chika, sering photo bareng malah
*berharap ditraktir penkek*
*kasih permen*
kalo kata pidi baiq: your idols are my fans
*nyampah
*setrum*
aaaakk. saya juga suka the Moffatt, apalagi Bob.. suka. suka bangeet. gondrong keren gituuuh… *lonjak2*
tapi aku dulu kan di kampung, mana bisa nonton #cedih
sekarang sih biasa aja, gw sudah dewasa sih yaa…
waaaaaah ternyata icit juga suka moffatts. 😆
idola daku sama kayak chic, namanya chika… *minta traktir juga*
*traktir lolipop*
Pengakuan: pas SMA aku ngefans sama HARIYANTO ARBI, sampe stalking dia di Pelatnas PBSI Cipayung, nungguin dia latihan, minta kaos yg bekas dipakai latihan… Konyol sih, tp ya namanya ababil. Ini ceritanya: http://sabai95.wordpress.com/2009/09/09/mengejar-idola-masa-muda/
huahahahaha seruuuu! terus kaosnya gimana itu?
Cliiiiiiinnttt …. *nyesek*
jambak chikaa …. ~.~”
*ketawa puas*
mmmm bop..baduuu badop…mmm bop……
itu hanson, bukan moffatts! 😈
aku dulu pas pertama ketemu Chika, pengen banget minta tanda tangan. tapi kuurungkan, karena aku sudah terlanjur lemes setelah takjub melihat sorot matamu yang memabukkan.
#mabokesteh
#pret
Idola?
Pernah sih, tapi aktor idola. Didi Petet. 😳
aku sih mengidolakan Daniel Radcliffe… *disihir*
Idola????
Klo Q seh,, g’ terlalu peduli dengan idola,, cozzz memang g’ ada yang diidolakan. Hehehehe
Paling juga suka2 biasa,,, g’ sampek harus dan harus ketemu gt.
Tapi…. OK dech postingannya. Tetep berkarya….
Kalo saya pernah difoto Chika.. #eh
belum, nunggu Bjork konser lagi di Indonesia
dulu ngefans berat sama sigi wimala waktu jadi gadis sampul?
sekarang? jadi temen lari bareng 😛