#Obsat: Ngobrolin Soal Asuransi

Hari Selasa kemarin (tanggal 12 April 2011) saya diajak untuk ke Obsat (Obrolan Langsat) untuk menyaksikan penampilan (cieee penampilan) Mas Aidil Akbar, Financial Planner ganteng ituh yang akan membicarakan mengenai asuransi.

Awalnya saya kurang tertarik karena bukan membahas mengenai pengelolaan uang, namun dengan embel-embel kopdar, akhirnya datang juga deh. Toh cuma tinggal slepetan dikit dari kantor saya. :mrgreen:

Sesampai di Langsat, acaranya sudah dimulai. Mas Aidil menerangkan mengenai asuransi. Wah lumayan nih nambah ilmu mengenai asuransi.

Asuransi itu ada bermacam-macam, asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi pendidikan, asuransi harta, dan lain-lain.

Sementara itu asuransi yang saya ikuti sampai saat ini adalah asuransi kesehatan yang bisa menggantikan biaya rumah sakit (kalau dirawat), asuransi kesehatan (kalau sakit biaya dokter digantikan), dan asuransi jaminan sosial tenaga kerja. Dua di antaranya diberikan oleh kantor.

Ternyata dari asuransi yang saya ikuti, banyak sekali hal yang tidak saya ketahui. Dari Obsat ini saya merasa mendapat pengetahuan mengenai asuransi.

1. Asuransi berguna untuk mengganti kerugian/resiko finansial

Menurut Mas Aidil, prinsip Asuransi yang tidak boleh dilanggar adalah asuransi untuk mengganti kerugian. Kalau di film-film, ada orang yang pura-pura sakit atau menghilangkan barang yang telah diasuransikan demi mendapatkan pergantian biaya. Ternyata itu juga bisa terjadi di kehidupan nyata. *ya iyalah*

2. Asuransi menjadi penting jika terkait kesehatan

Mas Aidil menjelaskan apabila kita memiliki penyakit yang tidak kita ketahui atau tiba-tiba masuk rumah sakit dan menghabiskan uang hingga 600 juta. Bayangkan jika tidak dicover oleh asuransi, bisa-bisa muncul hutang banyak demi membayar biaya rumah sakit. Inilah salah satu kegunaan asuransi.

3. Asuransi lain yang penting adalah asuransi cacat fisik/kecelakan

Ini merupakan asuransi untuk kasus tidak terduga. Mengikuti asuransi ini bukan mengharapkan kecelakaan *duh amit-amit* namun untuk berjaga-jaga jika terjadi kecelakaan. Katakanlah tangan kebaret, dengan adanya asuransi ini maka biaya operasi bisa dicover.

4. Asuransi Jompo

Naaah, asuransi ini belum ada di Indonesia. Padahal kalau di luar negeri sudah banyak lho. Mungkin karena di negara kita terbiasa untuk mengasuh orang tua hingga hari tuanya. Sedangkan di luar negeri, orang tua yang sudah jompo biasanya dititipkan di panti jompo karena dianggap dapat memenuhi kebutuhan hari tua mereka.

5. Ingin tahu soal asuransi? Tanya Rumah Sakit!

Yap! Kata Mas Aidil, kalau mau tahu asuransi yang klaim-nya gampang dan cocok untuk kita, tanyalah ke rumah sakit. Mereka lebih mengerti apa yang kira-kira cocok untuk kita.

6. Jujur soal penyakit yang dimiliki

Saat mengikuti asuransi kesehatan, sebaiknya jujur mengenai penyakit yang dimiliki. Karena apabila kita memiliki penyakit berat namun tak mau mengaku, ketika terserang penyakit tersebut yang ternyata tidak tercatat di asuransi, bisa-bisa asuransi tersebut tidak mau menggantikan uang pengobatan.

Namun ternyata ada kasus lain yaitu Mbak Silly yang mengaku memiliki penyakit ini dan itu, eh ternyata asuransi tersebut menolak. Jadi sebaiknya gimana ya? Jujur atau enggak? You decide. 🙄

7. Asuransi di Indonesia ada 2: jiwa dan non jiwa

Ada 2 jenis asuransi yang ada di Indonesia. Pertama adalah asuransi jiwa dan kedua adalah asuransi non jiwa yang mencakup kecelakaan, kendaraan, pendidikan, gedung dan sebagainya.

Kata mas Aidil, bagi yang masih lajang belum memerlukan asuransi jiwa. Kecuali kalau memiliki tanggungan di dalam keluarga. Sebab konsep asuransi jiwa adalah mengganti penghasilan seseorang saat yang bersangkutan nantinya tutup usia.

Betul sih. Namun ketika saya membahas ini di milis Kopdar Jakarta, Mbak Nophe mengatakan sebaiknya yang masih lajang juga memiliki asuransi jiwa karena apabila suatu hari kena penyakit keras, maka asuransi jiwa tersebut yang dapat menyelamatkan kita dari pembayaran rumah sakit dan obat-obatan. Kita tidak akan pernah tahu penyakit apa yang akan menghampiri kita.

***

Asuransi memang tak murah. Butuh ketetapan hati yang kuat apabila ingin memiliki asuransi yang bagus. Salah satunya adalah menyisihkan sebagian gaji untuk ditabung menjadi asuransi. Dari semua penjelasan, Mas Aidil memaparkan bahwa tak ada hitungan persentase biaya asuransi yang ideal dari penghasilan seseorang. Semua tergantung kebutuhannya.

Yang pasti, jangan membeli produk asuransi yang punya premi murah karena faktor resiko menjadi besar dan biasanya klaim sulit diperoleh. Asuransi memang mahal, namun pasti akan berguna di kemudian hari.

Semua yang saya tulis di atas merupakan rangkuman yang saya terima ketika mendengarkan penjelasan dari Mas Aidil Akbar di Obsat yang didukung oleh CIGNA. Jika ada kesalahan baik dalam tulisan atau pendapat, mohon kritik dan masukannya. ^^

Btw sekalian nih ada polling, kira-kira siapa sih yang butuh asuransi?

Saya sih dari kecil sudah punya asuransi (nebeng) dari kantor orang tua. Bagaimana denganmu? ^^

.

Gambar di atas diambil dari sini.

41 respons untuk ‘#Obsat: Ngobrolin Soal Asuransi

    • draguscn berkata:

      Saya punya 1 dan 1 juga DPLK. Uang pertanggungannya memang kecil. Profitnya memang kecil. Yang besar juga kan resiko besar, chika. Reksa Dana juga sip. Itu skala menengah dari resiko. Katanya mas Safir saya harus mulai memindahkan dari praktek pribadi ke investasi menengah selanjutnya yg kecil resiko. Thanks ya penjelasan asuransinya ..

      • cK berkata:

        kayaknya unit link itu memang profitnya kecil. sayangnya kemarin bahas asuransi bukan investasi. nanti kalau ada pembahasan soal investasi aku bahas di blog deh. 😀

        btw kalau soal investasi bisa baca di blognya fany. cukup lengkap tuh pembahasan reksadananya…

    • icaddufi berkata:

      ya bukannya di hindari. Tetapi di telaah polis dan benefitnya, COI nya, Akuisisi dll.
      kita tau yang di DUNIA ini ga ada yang sempurna. jadi entah jika ambil Program A belum tentu dapat maximal yang B. kita ambil program C belum tentu D nya kecil benefitnya.

      klo masalah investasi di UL, Temen temen harus menanyakan Factsheet hasil Investasinya dapat berapa %. terus klo temen temen baca proposalnya, kenapa pihak asuransi hanya berani membuat simulasi instrument investasinya hanya 10%-18%, karena untuk paitnya aja. tetapi ada kok yang pernah saya tanya factsheet hasil investasinya Equity dari tahun 2005-2010 totalnya 333% (di bagi aja 5 tahun). ya kira kira 40%50% ROI nya.
      Untuk investasi di UL juga tidak ada salahnya bukan berarti kita harus menghindari.

      Menurut saya, ketika ambil UL (niatnya untuk investasi) ambil yang UP nya kecil, tidak ambil riders apa2 kecuali riders Waiver.
      Kenapa…Ketika kita setor tiap bulan, dan kita terjadi critical illness dan TPD, setoran Premi akan di lanjutkan oleh pihak penangung (Asuransi) sampai usia yang di tentukan oleh pihak asuransi yang mengeluarkan program UL. (biasanya rata rata sampai usia 65-75 tahun.)

      ini hanya pendapat saya yaaa.karena yang telah windows shopping ke beberapa Asuransi yang punya program UL.

  1. Billy Koesoemadinata berkata:

    unit link bisa jadi dihindari, tapi kalo buat orang yang suka “lupa” buat investasi tapi pengen tetep punya asuransi, ya jalan keluarnya unit link itu

    *sekadar komen*

    *bukan agen unitlink apalagi asuransi*

  2. waterbomm berkata:

    =)) =))
    bahkan pake 2 unitlink. yang 1 ditawarin temen, yang 1 langsung dari bank T_T

    tapi setelah obsat kemaren pengen tutup yang unitlink terus mau pake askes sama asuransi jiwa terus juga main di reksadana eaaa..

    • icaddufi berkata:

      @ Natalia.
      klo boleh tau sudah berapa lama mengikuti program UL ini?
      Menurut saya, lewatin dulu 5 tahun pertama dan ikut sampai 10tahunan aja bayarnya.
      nanti ketika sudah lewat 10 tahun, ikut RD dan ambil Termlife Insurancenya dan termHealth Insurance.
      menurut saya, untuk asuransi kesehatan harus di pisah dari UL. biaya healt insurance di UL itu sangat besar, jadi mengapa hasil investasi kurang begitu menarik.

  3. mas stein berkata:

    makasih infonya mbak. tapi saya berpikir, di beberapa tulisan yang saya baca ngomong, ambil yang UPnya sekian M karena dengan tingkat inflasi bla bla bla maka beberapa tahun kemudian dana yang dibutuhkan oleh keluarga yang ditinggalkan minimal sekian M.

    byuh, apa memang asuransi itu hanya untuk orang-orang dengan bayaran gede ya mbak? lha kalo UPnya sekian M itu trus preminya berapa…?

    • icaddufi berkata:

      Mungkin yang dokter tersebut dapat asuransi kesehatannya ataupun memang dapat fasilitas dari Rumah Sakit Tersebut untuk Dokter Dokternya.
      klo Asuransi Jiwa biasanya perusahaan RS hanya jamsostek dll.
      dan itu pun hanya sebagai formal tuntutan dari pemerintah dengan UP yang tidak besar.

  4. Nyonya IKA berkata:

    hai salam kenal

    Sebelum menikah saya mempunyai 3 asuransi pribadi + 1 askes maklum pns heheh

    Tapi setelah berjalannya waktu ternyata saya juga banyak belajar dr kesalahan-kesalahan saya memilih asuransi. Saya memang pecinta investasi tapi investasi saya berlebihan jd nya kurang selektif. Sebaiknya memlilih asuransi memangs esuai kebutuhan anda.

    Kalau mau investasi sebaiknya melalui reksadana / emas batangan..

    Tapi sejauh ini asuransi saya selalu cepat dan tidak bertele-tele dalam hal klaim. tapi dengan besarnya uang yang harus saya sisishkan tiap bulan untuk asuransi akan lebih baik kalau kita invest kan ke reksadana..

    Selamat memilih asuransi :

    saran saya : lebih baik jangan cari asuransi yang menggunakan sistem agen..ribet kalau tiba-tiba agennya berhenti dan dapat pengganti agen yang tidak komunikatif.

    Salam

    Nyonya ika

    • icaddufi berkata:

      Memilih Asuransi sesuai dengan kebutuhan. Betul. temen temen yang lain juga (saya menyarankan punya) Minimal Asuransi Jiwa dan Asuransi Kesehatan.

      untuk Nyonya Ika. mengenai perusahaan asuransi yang sistem agency, itu sebetulnya tidak masalah. bukan perusahaannya, tapi oknumnya. Oknum agen insurance yang baik adalah ketika mereka keluar dari pekerjaannya atau pindah ke perusahaan insurance lain, harus tetap melayani. tetapi, tidak ada salahnya jika (agen tsb pindah / keluar), Nyonya Ika bisa langsung datang ke Kantor Agency tsb. Tetapi tidak semua perusahaan Insurance dengan system Agency, menereapkan hanya boleh klaim di kantor agency dimana agency itu bekerja.

      Jadi temen temen jika ada Agent insurance menawarkan kepada teman teman. ada satu hal point yang harus di tanyakan.
      “BAGAIMANA JIKA SAYA KLAIM INSURANCE DI BEDA KANTOR AGENCY?”
      nah ada kantor agency yang menerapkan semua kantor agency sama dan ada juga yang tidak. tapi saya tidak bisa menyebutkan providernya disini. (klo mau tanya send email to me babeh.icad@gmail.com)

      yang kedua, kita memang adalah customer / klien. tidak ada salahnya temen temen mencoba untuk klaim sendiri (MANDIRI) tanpa harus bergantung dengan Agent insurance tsb. Agar kita mengetahui seluk beluknya, mana perusahaan yang baik dan yang benar.

      Ini yang biasaya Miss communication dengan Tertanggung dan pihak Asuransi. biasanya kesalahan dari diri kita sendiri sebagai client. “TIDAK / MALAS MEMBACA POLIS dan MENANYAKAN ISI POLIS jika ada yang tidak di mengerti”

      ini yang mengapa ada temen temen mungkin menolak asuransi.

      ^^

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s