Minggu kemarin sukses menutup hari sebagai Minggu kelabu. Boncel, kucing jantan tertua di rumah kondisinya mendadak drop. Memang ketika semalam pulang, ia mendadak pendiam dan tak mau makan. Sudah diberi susu tapi ditolaknya.
Karena sekujur badannya basah, saya mengira dia mungkin kedinginan karena kena hujan. Akhirnya setelah badannya dikeringkan kami suruh dia tidur.
Keesokannya, Boncel masih pendiam. Tapi ia sempat mengeong ke kakak saya ketika akan berangkat ke seminar. Saya sendiri baru bangun siang harinya dan ketika mengecek, dia sedang tertidur. Saya pikir biarlah dia beristirahat. Siapa tahu kondisinya drop karena terkena hujan.
Sorenya, tiba-tiba simbak memberi tahu badan Boncel dingin dan kaku. Matanya kosong seakan-akan sudah tidak sadarkan diri. Dengan segera langsung disemprotkan susu ke mulut Boncel. Tak lama setelah itu ia memuntahkan cairan-cairan berwarna kuning kecoklatan.
Langsung yang terbesit dalam pikiran saya adalah kucing ini keracunan, entah keracunan apa. Dalam keadaan panik saya mencoba menelpon seluruh dokter hewan yang saya kenal. Berhubung hari libur, tentunya mereka tidak praktek. Untung ada satu dokter yang memberi tahu bahwa ada klinik dokter hewan 24 jam. Segeralah saya membawa Boncel ke sana.
Sesampai di sana, dokter langsung memberi infus, vitamin, glukosa, dan oksigen. Kondisinya drop, detak jantungnya sudah berat. Dokter memberi tahu kesempatan hidupnya 50-50.
Di sana saya berusaha menahan tangis karena banyak orang. Beberapa pandangan iba memandangi saya dan Boncel. Saya cuma bisa pasrah dan berdoa, walaupun saya sendiri tetap optimis bahwa Boncel bisa sembuh.
Dokter menyarankan Boncel diinapkan dahulu. Saya pun memutuskan pulang dan berencana akan kembali menjenguk pada malam hari.
Ketika akan berangkat menjenguk, klinik memberi tahu bahwa keadaan Boncel kritis. Segeralah saya dan kakak menuju klinik 24 jam tersebut. Sesampai di sana rupanya sudah terlambat. 😥 Boncel baru saja menghembuskan nafas terakhirnya beberapa saat yang lalu. Air mata pun tidak bisa tertahankan. Flashback tingkah laku Boncel selama ini seakan-akan diputar kembali.
Boncel adalah kucing tertua di keluarga saya. Berawal dari anak kucing rewel yang minta makan di depan rumah. Karena tingkahnya baik, akhirnya diputuskan untuk dipelihara di rumah. Ini adalah pertama kalinya keluarga saya memutuskan untuk memelihara kucing lagi setelah sekitar 10 tahun tidak memelihara kucing.
Walaupun suka pipis sembarangan, tingkah lakunya sangat menghibur sekeluarga. Beberapa alasan kenapa memutuskan memelihara kucing antara lain agar Oma di rumah punya kegiatan yakni mengurus kucing, ketimbang hanya duduk dan menonton tv saja.
Sekarang keadaan Oma baru sembuh dari stroke dan sedang menjalani pengobatan. Sampai saat ini saya tidak tahu bagaimana memberi tahu Oma kalau kucing tercintanya sudah tidak ada. Saya takut keadaan Oma menjadi drop. 😦
Selamat jalan Boncel. Semoga bahagia di alam sana.
*sobs*
chikaa…….
selamat jalan ya boncel… semoga diterima di sisi-NYA…
amin…
yang ikhlas ya chik… semoga bisa nemu lagi kucing baru yang lucu kayak boncel
turut berduka cita, semoga boncel tenang di alam sana
turut berduka cita dg berpulangnya si boncel yg lucu….
semoga dia tenang di siis-Nya… 🙂
kucing nya lucuuu..gapapa ya cik..moga2 cepet dapet gantinya boncel yaa ^^
berniat mengganti boncel?
saya sedih bacanya mbak, meskipun sy udah berkali-kali ditinggal mati kucing peliharaan tapi tetep aja sedih melepas mereka yg sudah menemani hari-hari kita dahulu…hiks…
wah turut berduka cita ya
turut berduka cita.
Jangankan kucing… aku aja kadang merasa sedih, bahkan kadang menitikkan air mata kalau harus membuang baju-baju lama… atau sepatu… apalagi kalau ngejual komputer… ;(
Kronis dah… huhuhu.
Selamat jalan Cel…
turut berdukacita…!
jadi ingat anjing saya yang meninggal dolo… dohh…
waduh RIP deh yah. moga diterima disisi-NYA .hehe
btw blogwalking !
Turut berduka cita ya, Chik..
Semoga mendapat pengganti yang lebih baik, walaupun si Boncel gak bakal terlupakan..
I’m sorry to hear that Cik… 😦
kebayang sedihnya.. I am a pet lover juga tapi doggy sih..
Pat pat Chika yah…
duh mesakne temenan chik.. *membik-membik*
duh.. jadi sedih lagi.. semoga nanti oma gak syok denger kucing tercintanya udah gak ada 😥
turut berduka ya chik..
selamat jalan boncel..
wooogh selamat jalan ya Boncel… sorry to hear that chik *peluk-peluk*
tahlilan??
dimakamkan dimana mbak chik?semoga bertemu dengan Elizabeth kucing saya yg jg telah berpulang 😦
turut berduka Chik…. kehilangan anggota keluarga memang selalu menyakitkan….
*peluk-peluk Chika*
Selamat jalan Boncel.. awal mula diperlihara boncel sama dengan kucing saya KUCHI,jantan juga.. 7 tahun saya pelihara Kuchi..
😦 turut berduka cita
selamat jalan boncel
Kek kucingku di rumah. Selamat Jalan Boncel …
waduh ternyata si boncel sudah menjadi bagian dari keluarga yah
wah emang kerasa banget nih sedihnya. kebetulan gue juga pet lover. waktu kecil pelihara kucing, sekarang anjing. emang sedih rasanya pas mereka mati.
selamat jalan boncel 😦
yang ikhlas ya chik…. *hugs*
slm jalan boncel.
jadi ingat sama kucingku yang namanya “belang”
huhuhu…sedih….turut berduka….tambah sedih karena boncel mirip sama chiko kucing saya…
selamat jalan boncel… 😦
turut berduka ya chik…. duh jadi mewek… dulu kucingku ilang diambil orang, aku nangis seminggu sambil ngiterin komplek 😦
turut berduka cita
😐
turut berduka…
HIks selamat jalan boncel..warna kucingnya mirip sama weng-weng TT, ikut berduka ya …
sesuatu yg terbiasa ada lalu menjadi tidak ada tentu beda ya
tutur berduka 🙂
kucingnya lucu sekali..
wah mbak..coba diliat2 tuh tetangganya, pernah kucing saya kayak gitu gak taunya emang diracunin sama tetangga sendiri.
turut berduka yaa…
turut berduka cita….. ksian y….. lucu gtu…. 😀
Wah nama kucingnya samaaaa.. (tapi punya gw dah lama RIP-nya)
Jadi nostalgia plus kangen dia lagi.
He was the cutest (and stupidest) cat ever! -dulu kalo gw pulang biasanya dia sibuk sok sok pengen bukain pintu kakinya nggapai2 gagang pintu, pintu kebuka lari kenceng dia n seringnya sampe kejedot tembok haha.. duh sedih jadinya-
Anyways.. turut berduka..
Nice blog btw 🙂
duh kasian di tinggal kucing kesayangan..sabar ya !
Jadi sedih bacanya
Tabah ya ci
Turut Berduka cita……….
Moga sgra dapat pengganti Boncel….
Misteri Illahi yah… umur makhluk hidup tak ada yang dapat memprediksi… termasuk si tuting Boncel… Kucing saya banyak. Yang paling disayang; Polar namanya… RIP gara2 dipukul orang huhuhuhu…
Btw, salam kenal…
peluk-peluk chika
HUWAA!! CHIKA!! Aku bacanya mau nangiss!! huhuhu.. soalnya tahun lalu kucingku mati juga gejalanya gitu.. huhuhu.. yg tabah ya say.. cep cep.. boncel cakep banget ya.. pasti di sana banyak yg ngecengin.. percaya deh.. *hugs*
Kucingmu lucu-lucu Chic…
In condolence chik (cozy)
Memiara kucing dari kecil udah kaya anggota keluarga aja,
nyebelin berulah tapi fluffy soothing >_<
Jadi ingat Black-kucing-hitam-betina-bernama-jantan-ku yang
dulu meninggal miri2p gini juga 😦
Turut berduka ya chik…
yeah, i feel you. apalagi udah mellihara dari kecil. turut berduka ya
lucunya..dioain aj yuuuk..buka jg donk berbahaya.org
Namanya seperti nama kucing saya saat di kalimantan dulu. Entah kini bagaimana nasib dia setelah kami pindah ke Jawa. Semoga dia diadopsi oleh keluarga yang baik, atau oleh tetangga yang kami titipkan boncel dulu 🙂
Salam bentoelisan
Mas Ben
daku baru merasakan kesedihan itu chik…
semoga kucing2 kita bahagia di alam sana 🙂
turut berduka…. 😦 padahal klo di rumah ane plg benci ama kucing… soalnya cma bisa ngrusak pot bunga mami
kucing ku di rumsh masi kecil…..
hiks….
Lama ndak kesini, ya? 😛
Duh, kucing jantanmu mati, kucing silangan persiaku yang baru lahir dicuri. Padahal warnanya putih mulus, sial!
Ngapain aja waktu aku nggak ada, Cik? 😛
Huwaaaaa…! Turut berduka…. 😦
Lucccuuuuu bangeeeeeet….. ^_^
turut berduka cita ya chik..
ikut berduka cita ya jeung 😦
waduh…… itu kesedihan kehilangan dan sesuatu yang menghibur dan kiranya menggingatkan kita setelah mati kita yang sebagaimana adanya tetap punya kesan dan lebih dari itu setelah mati kita kemana? Miliki jaminan keselamatan dan hidup dan hidup sesuai dengan kehendak pencipta, thx. ikut sedih juga dan merasakan. BGU.
Blogwalking berbagi pengalaman. datang ke temapt ku. 13:59
Sedih memang kalau ditinggal mati oleh binatang peliharaan yang sudah menjadi anggota keluarga. Saya jadi ingat kucing-kucing saya yang sudah mati yaitu Kesie dan Ireng (keduanya diracun orang), serta Omeng (terlindas sepeda motor orang lewat). Saking dekatnya saya dengan kucing-kucing saya, saya sebut mereka “anak-anak kecil” ketika membicarakan mereka. Saya juga punya kebiasaan berbicara dengan mereka. Walaupun mereka hanya bisa mengeong tetapi mereka bisa menangkap ekspresi dan maksud yang saya sampaikan meskipun hanya sebagian. Boncel telah tiada, RIP (Relakan Ia Pergi).
Terimakasih dan salam eksperimen.
turut berduka cita ya chik….
emang sudah waktunya jeng apa mau dikata…??
mau diapai lagi kalo uedah begitu udah takdi kali