Singapore Wacky Weekend Day 1

Pada suatu pagi ketika sedang menyalakan Y!M, tiba-tiba masuk pesan dari Hanny yang bertanya “Punya Passport?”. Saya pun meng-iya-kan, dan pada akhir pekan awal Februari, saya berada di Singapura, kota unik yang penuh dengan penduduk multi-culture. Semua ini berkat Singapore Wacky Weekend Contest. Hanny yang menjadi pemenang diperbolehkan membawa 4 teman untuk merasakan akhir pekan yang wacky! Yay!

Jumat pagi, saya, Hanny, Dimas, dan Hawe, berkumpul di Bandara Soekarno-Hatta. Jam tangan menunjukkan pukul 8:00 dan kami sedang menunggu kedatangan peserta terakhir, yaitu Nia. Ada insiden lucu yang menimpa Nia, tapi itu bukan jatah saya untuk bercerita. Biar Nia atau Hanny saja yang menuliskannya.

Berangkat dengan menggunakan Sriwijaya Air pada pukul 9:20 dan sampai di Singapura sekitar pukul 11:35. Sesampai di sana kami dijemput oleh Mr. Basir, tour guide yang dikirim oleh Singapore Tourism Board. Dari Bandara, kami dibawa menuju Scarlet Hotel untuk menaruh barang-barang. Setelah itu langsung ke Orchard Road karena para pria harus menjalankan sholat Jumat. Sedangkan para wanita dilepas di Orchard Road.

Ketika berkeliling dan melihat-lihat toko yang ada, kami mampir melewati Lucky Plaza. Di sana ada toko kecil yang menjual pernak-pernik. Hanny dan Nia menemukan cincin lucu, dan akhirnya kami bertiga sepakat membeli cincin tersebut dan menyebutnya sebagai ‘sisterhood ring’.

Selesai sholat Jumat, kami makan siang di Palm Beach Seafood, persis di sebelah Coffee Bean yang menghadap Merlion. Seru! Di sana kami bertemu Kendra Wong dari Singapore Tourism Board. She’s gorgeous, friendly and very nice person. Nice to know you, Kendra. 😀 Sembari menunggu makanan dihidangkan, kami melakukan foto-foto gila. Liburan tidak afdol kalau tidak ada foto-foto. 8)

Makan siang di Palm Beach sungguh mengasyikkan. Dengan udara terbuka, pemandangan Merlion dan sungai, serta makanan yang nikmat. Makanan yang disuguhkan adalah Kang Kong (Sayur kangkung), Crispy Baby Squid (Ini menjadi favorit saya. Rasa cuminya manis, renyah, dan kriuk-kriuk. *halah*), Golden Almonds Prawns dan Golden Tofu (Yang ini saya tidak bisa makan, karena alergi udang), Fried Rice Seafood, Chicken Satay (Sate Ayam. Rasanya berbeda dengan sate ayam di Indonesia. Di sini manisnya sampai ke dalam daging. Sangat manis!) dan Chilli Crab! Katanya kalau ke resto seafood, wajib memesan King Crab. Kami menikmati santapan tersebut, makan Chilli Crab hingga tangan penuh dengan saos! Hahahaha… 😆

Setelah kenyang, kami melanjutkan City Tour. Sepanjang jalan kami disuguhkan dengan bangunan-bangunan lucu nan eksentrik. Kami menyempatkan mampir ke Singapore Flyer, tapi tidak naik karena mengingat waktu yang sudah sempit. Akhirnya kami hanya berfoto-foto dan setelah itu langsung menuju tempat Bum Boat Ride. Di atas Bum Boat, kami melihat-lihat pemandangan warna-warni gedung serta jernihnya air di Singapura. Tak lupa kami foto-foto sepanjang perjalanan.

Setelah berkeliling dengan Bum Boat, kami kembali ke hotel untuk menyegarkan diri dan istirahat untuk perjalanan selanjutnya. Hotel tempat kami menginap adalah Scarlet Hotel. Hotel ini bukan hotel besar seperti Holiday Inn, Mandarin Oriental atau hotel lainnya, namun Scarlet Hotel memiliki keunikan tersendiri. Desain tiap kamar berbeda-beda. Unik! Dan menurut saya fasilitas di kamar sangat lengkap. Jarang-jarang di dalam hotel ada DVD player hehehe… *norak*

Setelah rapi dan siap untuk jeng-jeng, rombongan berkumpul dan menuju Night Safari. Di sana kami makan di Ulu Ulu Safari Restaurant, yang menyediakan menu buffet. Makanannya enak-enak, terutama es krimnya. 😀 Sayangnya saya lupa memotret saat makan malam di sini. 😦

Selesai makan, kami langsung menuju Night Safari dan menaiki Tram Ride. Night Safari ini mirip dengan Safari Night di Taman Safari. Melihat binatang di malam hari. Memang sedikit kegiatan mereka pada malam hari, tetapi kami melihat langsung —tanpa perlindungan apapun— binatang-binatang tersebut. Kalau Safari Night di Taman Safari, bus yang membawa penumpang masih memiliki body alias agak tertutup, tetapi tidak memiliki jendela. Kalau di Night Safari, tidak ada body mobil sama sekali. Bayangkan saja Golf Car, tetapi dengan kursi yang banyak dan memuat hingga 40 penumpang. Tidak terbayangkan apabila salah satu binatang buas di sana terbangun dan lapar.

Di Night Safari, kita bisa berkeliling tempat ini dengan berjalan kaki, bahkan ke tempat-tempat kandang binatang dan melihat langsung tanpa sekat atau pembatas. Saya melihat langsung dari dekat binatang landak, kelelawar, kokang, berang-berang, dan masih banyak lagi. Jika berani, bisa berkunjung ke kandang-kandang binatang predator. 🙄

Sayangnya saya kesulitan mengambil foto di sini karena gelap. Sedangkan kamera saya tidak bersahabat dengan kondisi yang gelap. 😦 Setelah berkeliling Night Safari, akhirnya kami pulang dan kembali ke hotel. Perjalanan yang menyenangkan! 😀

To be continued…

.

Kembali ke menu awal… >>>