Ilmu Itu Harus Terus Dipelajari

Minggu ini, piano saya yang di-service akhirnya kembali juga. Yay, piano tercintah! *cium cium piano* Walaupun piano itu sudah butut dan dibuat sejak sebelum saya lahir, tapi bunyinya masih tetep nampol. Dan service piano kali ini besar-besaran. Kalau istilah dalam mobil, turun mesin kekekekek… 😆

Tibalah saya untuk mencoba piano tercinta bermerk Richard Meyer bukan Richard Clayderman lho. Setelah sekian lama tidak bermain piano secara utuh, tampaknya kemampuan saya untuk mendentingkan piano sudah agak luntur. Saya memang masih mengajar piano, namun partitur yang saya baca lagunya itu-itu saja sehingga saya merasa tidak ada perkembangan. Selain itu saya juga jarang latihan di tempat mengajar karena jadwal saya yang lumayan padat. Latihan band pun saya sudah jarang. 😦

Akhirnya saya mencoba piano tersebut dan membaca partitur yang belum pernah saya mainkan. Istilahnya Sight Reading. Saya akui, sight reading saya memang lemah. Tapi saya percaya kalau dilatih berulang-ulang, saya mampu memainkannya. Makanya ketika jaman saya masih mengikuti les piano, saya coba latihan satu piece secara berulang-ulang sampai bisa apalagi pas dekat waktu ujian huekekek.. 😆 . Ada pepatah, pisau yang diasah pasti akan tajam. Begitu juga dengan ilmu, kalau dipelajari berulang-ulang, pasti akan bisa! Kita harus optimis. ^^

Dan ternyata, walaupun saya sudah membagikan ilmu alias mengajar, bukan berarti saya berhenti belajar. Saya masih harus terus belajar untuk mempertahankan ilmu tersebut. Saya merasakan ketika beberapa bulan ini tidak latihan piano, sangat terasa bahwa jari-jari saya menjadi kaku. Owkey™, berarti saya harus menyisipkan latihan piano di schedule sehari-hari saya, minimal 30 menit. Bisa ga ya? 🙄

Jadi pada intinya, sepintar apapun, sejago apapun, setinggi apapun ilmu kita; kita masih harus tetap menjaga ilmu tersebut dan mempelajarinya. Jangan pernah berhenti belajar. 😀