Ketika sedang menikmati minggu tenang, tiba-tiba saya terusik dengan berita yang sedang ditayangkan oleh salah satu stasiun televisi.
Berikut adalah kutipan berita yang saya ambil mentah-mentah dari website Kompas:
BEKASI, KOMPAS- Belasan polisi Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bekasi, Sabtu (15/12) sore sekitar pukul 16.00 WIB, menggerebek sebuah rumah tempat pemotongan ayam, di Kampung Blokang RT 01/RW 06, Desa Karangsetia, Kecamatan Karangbahagia. Rumah potong ayam itu dicurigai menjual ayam potong yang mengandung formalin dan zat pewarna berbahaya.
Dari rumah potong ayam tersebut, polisi menyita 240 ekor ayam yang sudah dipotong dan dibersihkan, dua alat suntik, satu jeriken formalin, dan dua bungkus kecil (sachet) zat pewarna, serta larutan formalin dan zat pewarna yang sudah dicampur air. Polisi juga menangkap Dd, pemilik rumah potong ayam Puri Unggas Jaya, beserta tujuh orang karyawan rumah potong ayam tersebut.
Berita selengkapnya bisa dilihat disini.
Beritanya soal formalin memang sudah basbang™, namun saya ingin mengangkat kembali soal formalin. Terus terang saya marah mendengar berita tersebut. Selain karena saya adalah konsumen daging ayam, namun hal ini juga menyangkut umat manusia. Ketika saya membaca potongan berita ini:
Dari keterangan karyawan rumah potong ayam itu ke polisi, tidak kurang dari 200 ekor ayam potong yang mengandung formalin dan zat pewarna itu dijual setiap harinya di sejumlah pasar tradisional di wilayah Kabupaten Bekasi, seperti Pasar Cikarang mau pun Pasar Cibitung. Praktek itu diakui sudah berlangsung sekitar satu tahun terakhir.
Ayam yang sudah dipotong dan dibersihkan bulu-bulunya, kemudian disuntik formalin di bagian paha dan dada. Setelah itu, ayam, yang sudah disuntik formalin, direndam ke air yang sudah dicampur zat pewarna dan formalin. Menurut Susatyo, zat pewarna yang digunakan juga diduga berbahaya karena diketahui bukan zat pewarna untuk makanan.
Gila! praktek ini sudah berlangsung sekitar satu tahun! Belum lagi bahan pewarna yang digunakan untuk menyamarkan warna daging ayam bukan bahan pewarna makanan yang aman untuk dikonsumsi.
OMG! Apa sih yang ada dipikiran manusia saat ini? Segitu pentingkah pendapatan , uang yang mengucur ke kantong mereka sampai rela menipu kaumnya sendiri? Bagaimana seandainya keluarga mereka mengkonsumi daging tersebut? Apakah mereka masih bisa tertawa menyaksikan berita tersebut? Apa mereka tidak tahu bahaya formalin?!
Saya tidak habis pikir dengan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab tersebut. Mungkin mereka memang membutuhkan uang untuk menghidupi keluarganya. Namun cara yang mereka pilih salah. Menurut saya, pekerjaan seperti ini tidak halal. Menjual bahan makanan yang memberikan efek samping buruk pada kesehatan para konsumennya. Wahai oknum penjual bahan makanan berformalin, kapan kalian mau membuka mata?
Berita Terkait:
1. Dusta Pedagang Ayam Potong
2. Pilih Tiren, Suntik, atau Ayam Formalin?
3. Apa itu Ayam Tiren?
4. Daging Ayam Berformalin Masih Beredar di Depok
5. Boraks & Formalin: Lalat Saja Nggak Doyan
6. Kontroversi Formalin
saya nggak habis pikir. kok tega sih? 😦
sebenernya alternatif pengganti formalin itu sendiri sudah ada. hanya saja pemerintah kita tidak sigap melakukan sosialisasi dan dukungan penggunaan bahan pengganti tersebut. diperparah dengan mental instan oknum masyarakat kita. jadinya ya begitu itu, tega membunuh saudaranya sendiri dengan formalin demi tumpukan uang dengan segera.
trus gimana dong? puasa ayam? beneran gila ini orang2. yg dipikiran duitnya doang…:(
mangkanya jangan belanja ke bekasi 😆
untuk kemaren saya beli ayam yang barusan disembelih 😀
@ antogirang™
*kasih applause untuk komen anto*
penggantinya apa? 😕
@ venus
makanya mbok, saya juga heran. banyak yang menyarankan lebih baik membeli ayam hidup yang disembelih di depan mata.
@ caplang™
di jakarta juga ada lho.. 😕
@ itikkecil
bagus tuh. tapi katanya ada ayam hidup yang disuntik air biar kelihatan montok.. 😐
padahal i love chicken… wah pada makan ikan aja deh..
kebetulan saya mantan supplier daging ayam (udah angkrut 😦 ). memang kalo ngeliat keadaan yg sebenarnya di rumah potong ayam atau di pasar, praktek2 seperti menyuntik ayam dengan air, formalin, ataupun menjual ayam tiren itu sebenernya udah terjadi sejak jaman kala bendu (dahulu kala). praktek2 ini nggak akan pernah bisa dibasmi sepenuhnya. karena lagi2 pertimbangan soal untung rugi. perlu diketahui, jualan daging ayam sangat sulit diprediksi keuntungannya. mengingat harga ayam hidup yang sangat fluktuatif akibat permainan perusahaan2 besar yang memproduksi pakan sekaligus memiliki peternakan sendiri. pun juga pedagang ayam harus memperhitungkan biaya susut dari ayam hidup menjadi ayam yg sudah siap diolah. sedangkan menaikkan harga jual di pasar tidak bisa seenaknya. pembeli pasti banyak yg protes dan omset sudah dapat dipastikan jadi turun. sedangkan penjual2 ayam itu punya tanggungjawab terhadap keluarganya. demi untuk mengejar keuntungan jadilah praktek2 terkutuk semacam itu dihalalkan. jadi ini seperti pisau bermata dua, chik. gw sih berharap pemerintah sebagai regulator harusnya labih bisa ikut andil.
halah..ngomong apa gw ini ya???
btw, waktu saya jadi supplier dulu saya sangat menghindari praktik2 semacam itu. motto perusahaan saya waktu itu adalah “first quality best service”. hehe…sayang akhirnya jadi “first quality best service low margin”
pengganti formalin ada beberapa, bisa dipilih oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan. Bisa menggunakan asap cair yang dikembangkan kawan2 dari UGM (yang sekarang sudah dikembangkan dalam bentuk powder yang lebih praktis). Atau dengan chitosan (tanyakan ke luthfi) yang dikembangkan oleh kawan2 dari IPB.
untungnya saya ga begitu seneng makan daging2an..tapi tetep aja..sialan bener tuh orang!!hehe..
Wah..chika dah tau bedanya ayam ama bebek yach. 😀 Hebat…!
dah bisa jadi Ibu RT dan Istri yang baik nie. *siul siul
jahh? suda lama saia ndak makan ayam..
ada kira-kira 6 tahun… 😥
fadahal saia kangen lho, sensasi menyegarkan fada saadh saia merobek-robek ayam tersebudh, dan merasakan darahnya mengucur membanjiri muludh saia, dan ayam tersebudh masih menggelepar-gelepar tak karuan…arghhh….nikmadna makan ayam……….. 👿
hmm

tapi gw yakin, praktek kek gitu gak hanya di daerah bekasi aja, tapi udah menyebar luas di jkt dan sekitarnya.
hmmm, jadi ilpil nih
mendingan makan ayam kampung yang motong sendiri deh
lebih terjamin dan lebih enak rasanya
makan ayam formalin, makan tahu formalin, makan mie formalin…
hmmm….
kayanya emang bakal awet… :p
halah
gak usah khawatir … jaman dulu mayat firaun dimumikan
sekarang, udah dikredit sedari awal, makan ayam berformalin
hidup formalin 😛
@ antogaring : chitosan mah trend sesaat 😛
wah saya padahal ya penggila daging ayam,,kalo sejauh ini didaerah tp saya tinggal lum ditemukan yang seperti itu,,moga2 yang kek gitu bisa diberantas yah lewat operasi mendadak gitu,,
@ roffi
saya juga suka ayam. 😐 ikan juga sukaa lalalala… *ga jelas*
@ tukangkopi
wah…makasih atas cerita dari salah satu supplier ayam.. 😆
hhmm…sulit juga ya? 😕 ini seperti makan buah simalakama. kalau melakukan, dosa. nggak melakukan, sulit untuk memenuhi kebutuhan. tampaknya harus berpikir keras bagaimana menyelesaikan masalah tersebut.
walaupun anda bangkrut, setidaknya anda mencoba usaha di jalan yang benar. saya salut dengan keteguhan anda.. ^^
thanks for sharing this info.. 😀
@ antogirang™
wah…ada penggantinya ya? saya baru denger tuh hehe.. *kuper*
kira-kira penggantinya tersebut dipakai buat jualan ayam itu nggak? terutama ayam yang nggak laku dijual pada hari itu? *kok jadi nanya anto* 😆
@ stey
nggak suka makan daging? vegetarian ya? 😕
@ ina
waaah saya udah bisa jadi istri yang baik.. *tersipu* 😳
halah! 😆 😆
@ hoek soegirang
serem amat.. 😐
*nyumbangin bangkai ayam buat hoek*
@ fajar
jangan salah jar, ayam hidup ada yang disuntik air lho biar montok. hiiiyy!!! 😈
@ sezsy
tampaknya itu salah satu usaha untuk mengawetkan manusia… 😆
@ luthfi
halah..kamu mau saya awetkan, pi?
*siapin suntikan formalin buat lutpi* 😈
@ ika
semoga…
*berdoa*
Makanya sekrg saya lebih banyak makan ikan daripada ayam
selain takut formalin juga flu burung 😀
*kira2 ikan bakalan dikasih formalin juga ngga ya ?
OOT
nenk… aturan samfah sudah diberlakukan ya ???
kok komentnya kelihatan “lain” ?
ya..jadinya mending beli ayam yg dipotong didepan kita aja….!!
ngeri ih klo di formalin 😛
Walah… Muncul lagi toh…
Baru kemarin makan ayam…
*glek..
@ funkshit
ikan khan dulu juga sempet ada kasus formalin lho… 😐
kurang lebih begitu
sekedar mengurangi samfah aja biar blog ini nggak dibilang tempat samfah.. ^^
lagipula saya udah buat ruang OOT *promosi* 8)
ah itu hanya perasaan bung pangsit aja… 😆
@ verlita
yang pasti harus berhati-hati dalam membeli ayam…
@ praditya
nah lhoo!!! 😆 😆
Pantesan banyak yang terkena kanker.
Untung saya agak kurang ayam ayaman. Eh, tapi jangan jangan ikan juga pake formalin yak?
*ngecek ikan bandeng*
ayam formalin …cocok buat anak durhaka…for malin…kundang *glek,,kayaknya barusan aku makan ayam di kantin*
@ danalingga
hati-hati dan, ikan juga banyak yang diformalin lho..
*nakut-nakutin dana* 😈
@ adis
wakakak…saya juga makan siang pake ayam
goyanggoreng. 🙄Dunia sudah jungkir balik.
mungkin cuma ayam kampus yang tidak berformalin…
tapi bersilikon*dibakar karena OOT*
@ iyan
begitulah.. 😛
@ antobilang
waks! jangan-jangan kamu makan ayam kampus? 😯
gimana rasanya? 😆
siyal!
Begitu liat ayam bakar, kok saya jadi lupa ama postingan ini. Jadi deh makan siangnya ama ayam bakar.
*berdoa*
saya juga abis makan ayam nih..
*ikut berdoa*
Makan Ayam Buras, mengandung Formalin….
Makan ayam kampus, mengandung Silicon….
Jadi sayah mesti makan apa dong, Chik ???
hix…malangnya ntu ayam, semoga dirimu tenang di alam sana nak,,
*uhukk..uhukk..
ayam..oh ayam,, malangnya dirimu.. T_T
pasti mau hettrik…
hantu ayam bisa penasaran gak ya? biar tu oknum di-gentayangi sampe mati,, jadi si-ayam jembatan ancol.. 😈
jd inget pelm si manis
@ mbelgedez
atau makan tempe aja mas… 😆
saran saya sih pilih ayam dengan hati-hati..
@ rie
kalau hantu ayam bergentayangan, jadi serem donk… 😯 khan tiap hari ada pembunuhan massal terhadap ayam..
jadi enaknya gimana neh.. 😦 berdoa sebelum makan ayam? 😈
saya jadi ada terinspirasi untuk membuat Chika Formalin…
kira kira gimana ya?
🙄
*bahasanya ketularan Farid*
boleh kah saya hetrik Chik?
@ warnetubuntu
ah, betul sekali! berdoa sebelum makan. semoga ayam yang akan dimakan tersebut merupakan ayam yang halal dan tidak mengandung formalin. amien!
@ mrs.neo fortynine
saya malah terpikir untuk mengawetkan pasangan 049 dan mrs. neo fortynine.. 😈
mbelgedez Berkata:
Desember 17, 2007 di 1:37 pm
Makan Ayam Buras, mengandung Formalin….
Makan ayam kampus, mengandung Silicon….
Jadi sayah mesti makan apa dong, Chik ???
( NGAKAAKKK )
O a laaaahhh.. mo makan ayam aja kok susah banged yaaaa… kepaksa deh, makan steak import lagee..
yes… untung saya nggak boleh makan ayam sama si CY… dan sudah beberapa bulan ini brentiu makan ayam….
steak aja pesen yang beef…. muahhahahahahahahahahahaha…..
@ iman brontoseno
mas…hati-hati ngakaknya, ntar keselek lho.. 😆 😆
@ ochep pob
gayaaaa… makan steak import…
*mupeng, kepengan makan steak*
@ celo males blogging
atau karena kamu masih anak-anak, nggak boleh makan ayam
kenapa nggak boleh? karena tidak bagus untuk golongan darahnya ya?
kampus😆 😆*ngakak ayam*
walah, dulu formalin utk pengawet tahu, sekarang utk ayam, nanti formalin utk pengawet apa lagi, yak?
saya hanya bs berharap semoga tu orang2 cepat sadar kalo perbuatan mereka itu merupakan
pembunuhansecara perlahan, dan bertobat…Bayangkan apabila tubuh kita sudah diawetkan secara gratis dengan formalin, bukankah hebat ? Tidak perlu mengkhawatirkan pembusukan mayat. Sudah dicegah dengan ayam yang kita makan… 😉
@ sawali tuhutsetya
habis ini buat ngawetin manusia om.. 😆 😆
@ garfield
iya nih. semoga mereka sadar yang mereka lakukan itu salah. dan semoga saja mereka bisa melakukan pekerjaan mereka dengan baik secara halal…
@ mihael “d.b” ellinsworth
saya sih nggak mau. amit-amit deh..
Untung sayah ndak suka Ayam….sayah sukanya ayam goreng….hihihii…
** kabuuurr… **
Untunglah saya sudah agak lumayan sedikit lama bermusuhan dengan ayam
Bersyukur… 😀
Bah, B2 formalin ada apa ndak ya… 😕
kok malah jadi laper ya? 🙄
daripada ayam berresiko formalin,
mending makan kamu aja chik, kan bebas formalin, dan yang jelas, gendu.. *dibekap trus dienjek2 sama chika*
Sekarang mo makan apa aja berisiko. Pake formalin kan biar keliatan kinclong, menarik.
Mo nyelesein masalah kayak gini jg ribet, lingkaran setan. Kasusnya ilang timbul. Tahu formalin, bakso formalin, obat kadaluarsa dijual murah trus dipakai konsumen, dll. Akhirnya saling lempar tanggung jawab, ujung2nya lupa.. sampai timbul korban baru…
Yah, tante.. makan cumi aja deh! *gag jelas*
Kayaknya emang ,,,,nongol terus tenggelam terus nongol terus tenggelam lagi nih kasus,,,,,,,emang apaan si?hihihi
dunia kacau.
sekarang semua serba formalin ya?
apakah nanti sampai-sampai roti diformalinkan juga?
hetrik dulu 😆
top score baiklah!
waduh. saya pecinta ayam… huix..
*liat koment dari atas, blas ngak ada OOT/nyamfah, tapi stelah akhir2 koq ada yang nyamfah, kayaknya blum liat disclaimer dari chika…, salut deh*
makanya hati2 chika, mending pelihara sendiri, potong sendiri.
atau makan Ikan langsung ambil dari laut…
tadi sempat nonton berita juga
kalo ada pabrik tahu yg masih pake formalin. trus merembet ke makanan2 lain yg jg pake formalin, termasuk ayam
bikin khawatir nih. enaknya sih beli ayam idup, trus disembeleh sendiri. aman. sehat.
eem… kalo yang saya liat dulu di tipi (yang judul acaranya pake inpestigasi-inpestigasian gitu), si pemakai formalin ngga tau (mungkin juga gag mau tau) soal bahayanya formalin kalo dikonsumsi. soalnya katanya (si pemakai) dia juga makan ayam berformalin tapi enggak kenapa-kenapa tuh *katanya*. ya… mungkin karena ngonsumsinya dikit2 jadi belum kerasa.
coba itu si pemake disuru minum formalin 1 mug aja dulu… 3x sehari.
Iya bener tuh, mending beli ayam hidup terus disembelih. Atau ayam piaraan sendiri, misal ayam kampung. Tapi… aku penyayang ayam. Makannya sih mau, tapi sembelihnya …hiks..hiks ga tega
@ rystiono
itu sih sama aja… 😐
@ goop
terus biasanya makan apa? 😕
@ rozenesia
memangnya kamu mau makan itu?
@ vend
pendot kanibal!!! *panggil sekuriti*
@ takochan
memang masalah seperti ini nggak ada habisnya.. 😐
eh cumi? saya suka tuh, apalagi kalau goreng tepung.
@ toni
biasalah…orang indonesia khan pelupa. jadi kasus seperti timbul tenggelam.
@ onigiri tahu kentang kol bayam mawar (hah?)
kalau roti mah nggak mungkin diformalin. gimana nyuntiknya? 😆
@ dimasu
ayam apa? ayam
kampuskampung? 😆@ arul
saya sih sekarang lagi doyan sayur
sekalian diet hohoho 😆ah..tapi tetap aja, ayam is the best. 8)
@ arya
tapi ada juga berita yang bilang ayam hidup disuntik macem-macem biar terlihat montok
kayak kamu. serba salah nih.. 😐@ bearnuts
itulah, masih banyak yang belum mengetahui bahaya formalin. bahkan ada yang bilang formalin itu aman untuk dikonsumsi. mungkin seharusnya pemerintah membuat iklan bahaya formalin kali ya… 🙄
wah…bisa anfal tu orang.. 😆
@ oliveoile
sama donk. saya juga maunya tinggal makan doank..
klo manusa keseringan makan berformalin, pas matinya belatung jd males makan bangke manusa…
gimana mo bosok klo belatung aja gak doyan 😦
Menindaklanjuti komentar Anto …
Benar sekali, sepertinya pemerintah kurang peduli (atau kurang jeli ya?) dengan pengembangan bahan pengganti formalin tsb.
Padahal bahan dasar “formalin” baru tsb sangat banyak di negara kita, yaitu tempurung kelapa.
Bukankah dengan pengembangan “formalin” tsb kita seperti sekali mengayuh dayung 2 pulau terlewati? Selain keuntungan dari segi kesehatan, pemanfaatan bahan tsb juga memberi alternatif atau tambahan penghasilan bagi para pertani kelapa
dasar ayam ilang…!!! 👿
iya ‘katanya’ CY nggak cocok ama golongan darahnya…. 🙂 bisa bikin alzhaimer…
keknya sih saiyah udah kena… jadi nggak mau memperparah ajjahihh…chika mah makannya ayam molo… nggak kuat beli daging sapi…. ><
kalo istriku biasanya lebih suka beli ayam hidup, trus minta dipotongin di depan kita. Emang sih, ada baiay ekstra, tapi lebih aman 🙂
sadis ya..tapi susah juga.. ini yang ketangkep baru satu, saya yakin pasti masih banyak yang praktek bgini.
buat saya sih.. makan aja dah yang penting enak 😀
apalagi kulit ayam… yumm
*berpikir untuk mulai mengkonsumsi ayam kampus sahaja*
@ dobelden
ahhaha…nanti jangan-jangan dibakar..
@ deking yang biasa2 saja
makanya rasanya perlu ditegakkan soal formalin ini. sayangnya kasus ini kurang ditanggapi dengan serius. belum ada jalan keluar yang efektif, oleh karena itu sebagai konsumen, lebih baik kita berhati-hati soal ini..
@ celo malay blogging
saya mah makan ayam dan sapi. kalau kambing ga suka.
ikan juga enak tuh, sayang saya alergi udang..
@ n0vri
betul. itu cara yang bagus. jangan lupa pilih ayam yang sehat..
@ sandymc
yang pasti jangan lupa berdoa sebelum makan. 😀
saya juga suka kulit ayam, tapi bikin gemuk.. 😐
@ dekisugi
masa makan orang, joe?
btw itu namanya dekisugi tapi kok gambarnya suneo? 😕
aneh… 🙄
Semakin sulit mencari makanan sehat, thanks GOD, I am vegetarian …
-Ade-
ayamnya ngga salah! (eh.. anu.. ini bukan postingan untuk memojokan bangsa ayam kan?) 😀
@ sayapku
iya de. eh jadi vegetarian gimana rasanya? cepet laper ga? 😕
@ niwatori
bukan kok. yang salah adalah oknum-oknum yang sewenang-wenang.. ^^
eh…ada ayam!!
Makanya, cobalah pelihara ayam kampung 2 atau 3 ekor saja. Khan lebih enak dan jelas2 tahu.
saya kalau melihara ayam, nggak tega buat motong dan memakannya… 😐