Hargai Blogger Anonim

Postingan ini terinspirasi dari pembicaraan saya dengan seseorang yang ingin nge-blog secara anonim. Apa sih anonim/anonimitas itu? Anonimitas (dari bahasa Yunani: ανωνυμία “tak bernama”) adalah istilah yang merujuk kepada seseorang yang jati dirinya tidak diketahui (Sumber: Wikipedia). Pada intinya, anonim itu berarti tidak ingin diketahui identitas asli (CMIIW). Dalam dunia blogosphere, ada banyak jenis blogger. Dan menjadi anonim adalah hal yang wajar. Yang akan saya bahas adalah blogger anonim. Bukan komen anonim atau sejenisnya.

Kenapa blogger anonim? Di blogosphere ini orang ingin menulis dan mengekspresikan sesuatu melalui tulisan tanpa diketahui jati dirinya. Hal ini membuat penulis lebih bebas mengekspresikan tulisannya tanpa tersandung oleh identitas asli. Misalnya, si penulis blog adalah artis kondang. Karena orang-orang tahu blog ini milik si artis kondang, maka orang-orang mengunjungi blog ini karena “status artis” tersebut, bukan karena tulisan-tulisannya.

Di blogosphere ini, tiap orang berhak untuk anonim. Namun ke-anonim-an tersebut jangan sampai disalahgunakan. Misalnya komen anonim untuk menjatuhkan atau untuk ad-hominem. Atau bahkan sekedar ngatain orang. Anonim yang begini yang kurang disukai. Namun kalau ber-anonim semata untuk menyembunyikan diri karena merasa tidak nyaman apabila identitasnya baik nama ataupun wajah diketahui publik, saya rasa ini wajar. CMIIW 😉

Beberapa blogger mempunyai tujuan ngeblog yang berbedabeda. Wajar apabila seorang pemilik blog memilih anonim. Oleh karena itu, demi menghargai mereka yang mau menulis, setidaknya biarkanlah mereka memilih untuk anonim. Jangan diusik ke-anonim-an mereka karena itu adalah sebuah keputusan. Hargai mereka yang memilih untuk anonim.

Seperti komen yang saya kutip dari postingan Kang Tajib yang ditulis oleh Akonx disini.

Anonimitas yang membuat tulisan-tulisan yang tadinya tidak berani di suarakan, menjadi ada. Dan itu tidaklah buruk.

Bila suatu posting/ide salah, maka meski dia anonim maupun jelas namanya tetap saja takkan di ladenin orang-orang. Yang penting adalah ide nya, bukan siapa yang menulis. Klo idenya bagus dan bisa berguna, mengapa tidak?

Dan satu lagi, komen dari Pudjiono disini.

Blogger Anonim, yaitu seorang blogger yang tidak mengungkapkan jatidirinya sendiri di dunia maya. Identitasnya yang asli hanya diketahui oleh beberapa orang dekatnya saja. Meski demikian, kualitas postingan blogger jenis ini jangan diragukan hanya karena identitasnya tak terlacak.

Saya setuju dengan komen-komen diatas. 😀 Apabila ternyata blogger tersebut anonim tapi mereka bisa mengkontribusikan informasi dan pengetahuan, kenapa tidak? Yang pasti, postingan ini saya persembahkan untuk mereka yang memilih jalan untuk anonim. Saya hargai ke-anonim-an kalian. Walaupun beberapa dari kalian sudah saya ketahui jati dirinya 🙄

Terinspirasi membuat quote dari sini.

Don’t Bother Something They’re Keeping

Anonim itu sebuah pilihan, bukan? 😉 Silakan berkomentar. Boleh sepakat maupun tidak sepakat. Karena postingan ini merupakan opini semata. Sekaligus himbauan buat yang merasa terusik dengan ke-anonim-an blogger supaya sekiranya dapat menerima ke-anonim-an mereka. Terima kasih. 😀

:::::::

Disclaimer: Apabila isi komentar menyebutkan sesuatu yang berhubungan dengan data diri atau membuka identitas para blogger yang anonim tersebut, maka saya tidak segan-segan untuk memutilasi, atau bahkan menghapus komen demi privacy mereka. Harap Maklum. Saya hanya ingin menghargai mereka yang memilih untuk anonim. Mohon maaf dan terima kasih. 😀

112 respons untuk ‘Hargai Blogger Anonim

  1. deking berkata:

    “m” for manusia biasa (yang benar-benar biasa…)

    Thanx 😉

    Anonimitas mungkin bagi beberapa orang dianggap sebagai suatu bentuk kepengecutan…tapi tidak bagi saya. Saya hanya ingin sedikit bebas berekspresi tanpa pengaitan dengan sosok nyata saya

    Biarkan saya tetap sebagai deKing di dunia maya dan menjadi “dia” di dunia nyata.

    Jika ada yang ingin bertemu dengan “dia” (busyet GR banget) silakan bersabar untuk menunggu kepulangan saya 😉

  2. Amd berkata:

    Ada juga blogger yang maksa-maksa anonim tapi tetap dipanggil dengan nama aseli plus majang foto… kekekek… itu gimana ya???

    *Tenang.. tenang… saya tidak menunjuk siapa-siapa!!!!*

  3. deking berkata:

    Lagi ach…
    BTW sepertinya kemarin2 ada yang panik karena jati dirinya nyaris terungkap. Sampai2 sibuk menghapus foto2 di suatu tempat kekekekekeke
    Siapakah dia?

    *lirik ….. * :mrgreen:

  4. yume berkata:

    tadinya pen anonim juga tuh…
    tpl lama2, ah cuek aja…~
    aniwey, saya jg ga peduli ma identitas org lain walo kdg penasaran juga
    saya ga suka di usik privasinya, jadi saya brusaha ga ganggu privasi org..gt aja sih…
    *lirik orang ini*
    ehehehehe…

  5. erander berkata:

    Menggunakan anonim .. karena kita cenderung melihat siapa yang mengatakannya bukan isi dari yang dikatakan .. walaupun isinya mengandung kebenaran, maka kita cenderung melihat orang yang mengatakan.

    Oleh karena itu, anonim terjadi ketika si pembicara (atau yang mengatakan) merasa kredibilitas perkataannya akan dipertanyakan jika mengungkapkan jati dirinya.

    • November berkata:

      Saya sependapat dengan Anda. Ada beberapa orang yang cenderung menjadi penulis anonim karen ingin dilihat dari tulisannya bukan dari penulisnya, terlepas siapa orang yang menulis postingan tertentu.

      Namun ada juga orang lain yang menjadi penulis anonim, untuk melepaskan tanggung jawab dari tulisan-tulisan yang kadang justru ya cenderung ‘menjatuhkan’.
      Intinya kembali lagi dari tujuan penulisan dan alasan utama mengapa memilih anonim ketimbang mempublikasi diri sendiri.

  6. deking berkata:

    Komentar sekali lagi biar mantapz…

    Setuju sekali dengan Mbak Chika :mrgreen:
    Alangkah baiknya kita menghargai keputusan rekan2 blogger yang ingin anonim (termasuk saya).
    Salah satu bentuk kepedulian itu adalah tidak memanggil nama asli si blogger (bagi yang sudah mengetahuinya), walaupun hanya sepenggal namanya.

    Misal nama asli: Valentino tetapi dia ingin anonim dengan nama Rossi maka sebaiknya janganlah memanggilnya dengan nama asli walau hanya sekedar Vale.

    Jika the anonymous telah membuka diri di forum khusus, maka sebaiknya memanggil nama aslinya hanya dilakukan di forum dimana dia bukan lagi anonim tsb.

  7. Rizma berkata:

    anonim ya? berhubung Ma jauh dari definisi anonim itu, jadi Ma ga terlalu bisa komen juga sih ya,, tapi kalo mau anonim juga gapapa kok,, *tapi Ma masih suka bingung sendiri buat apa-nya, padahal udah dijelasin*

    gimana kalo blogger anonim yang suka nyuruh orang nyari tau tentang dia yang suka nyari tau info tentang blogger anonim lain? :mrgreen:

  8. itikkecil berkata:

    menurut saya gak penting anonim…. kalau memang komentar ataupun tulisan yang keluar dari mereka itu memang bermutu dan tidak menggunakan ke anonim an itu sebagai cara untuk berkomentar ataupun menulis secara seenak jidatnya karena sadar orang tidak akan tahu siapa mereka.

    kalau saya pribadi memilih tidak menjadi anonim karena saya ingin belajar bertanggung jawab atas tulisan ataupun komentar saya. Kalau orang tidak senang dengan tulisan saya… mereka bisa mendatangi saya untuk menghajar saya misalnya :mrgreen:

    saya menghargai pilihan blogger yang ingin dikenal karena cara berpikirnya bukan orangnya dan rasanya tidak bisa dianggap sebagai suatu kepengecutan karena paling tidak seperti teh Joerig, Hiruta ataupun deking (menurut saya) tetap bertanggung jawab dalam tulisan ataupun komentarnya….

  9. jejakpena berkata:

    @ lagi malas login
    Iya Mas Dana, Iya. Kan memang udah dibilang ama cK, saya masuk yang anonim. Tanpan dilirik pun udah ketahuan kan. :mrgreen:

    @ itikkecil
    Huaahh, Mbak Ira… salut sama pengertiannya. Beneran. 🙂
    Makasih Mbak.

  10. aRuL berkata:

    Yah.. memang begitu cK, tapi kadang untuk menjamin fakta atau memang ilmiahnya sebuah tulisan (terutama yang berbau science) atau cerita mesti harus diketahui orangnya.
    Kalo saya sering menceritakan kehidupan sehari2 jadi sulit untuk menutup beberapa scene kehidupanku hehehhe 🙂

  11. Grahat berkata:

    hum.. menurut g sih tergantung jenis informasi yang disampaikannya.. jangan sampe sudah lempar opini terus sembunyi tangan.. padahal kan mulut mu harimau mu.. belum lagi ini berupa tulisan, yang jelas lebih tajam daripada pedang.. opini tidak bertanggung jawab itu yang mengerikan.. jangan sampai nasi sudah menjadi bubur, asal opini nanti bisa dibilang karakter asinan.. tulisan kesiangan lah.. apalah.. wekekeke.. gw kayak buku pribahasa.. btw pribahasa2 diatas itu anonim..

  12. Paijo berkata:

    Saya juga tetap memilih anonim sampai sekarang karena saya merasa nyaman untuk menuliskan ide-ide saya tanpa takut diremehkan maupun dianggap aneh-aneh karena tidak sesuai dengan background dan pekerjaan saya. Namun dimikian, sulit untuk mempertahankan anonimitas saya karena beberapa bloger terlanjur menuliskan jati diri saya di blognya. Selain itu, juga karena saya memposting even-even yang saya ikuti dimana yang tercantum di situs penyelenggara adalah nama saya di dunia nyata. Tapi setidaknya sampai sekarang saya masih merasa nyaman karena foto saya yang ganteng ( ge-er mode on ) belum terpampang di blog maupun di internet. Terimakasih dan salam eksperimen.

  13. antogirang™ berkata:

    ya, oke aja anonim asal bukan untuk menunjukkan kepengecutan.
    seperti halnya ketika sang legenda tewas akhir mei lalu, banyak sekali komentator anonim yang berkomentar seenak jidat … meski saya sebenarnya tau siapa sesungguhnya mereka
    *menggunakan ilmu terawang dashboard omaigat dan cek IP adress*
    ah, pilihan lah mau anonim apa engga. yang penting bertanggung jawab 😀

  14. omdien berkata:

    Anonim atau bukan, ngak masalah, toh kita bisa tau id dia dari tulisannya, walaupun tidak bisa mewakili semua identitas, setidaknya bisa menggambarkan siapa dia sebenarnya. OK

  15. cassanovaonline berkata:

    Permisi numpang ngisi comment ya.

    Buat saya anonim atau nggak smimawon. Yang paling menonjol dari internet kan active learning. kita bisa sampai pada satu kesimpulan dengan berbagai informasi yang tersebar di dunia maya.

    Kalau merasa sebuah tulisan di blog bersifat subyektif atau ofensif kita kan bisa cari penyeimbangnya dari sumber lain. ujung2nya intelektualitas pembaca sendiri yang diuji untuk memilah-milah mana informasi yang benar atau tidak atau sekedar sesuai dengan pendapatnya sendiri.

    ini yang paling saya suka dari internet. kita bisa sampai pada sebuah kesimpulan atau persepsi setelah melakukan banyak penelusuran informasi.

    Lagipula biasanya setiap blog punya kolom komentar. ini kan bisa punya fungsi kontrol.

    saya sendiri bisa dibilang anonim. tapi ini nama yang diberikan teman2 saya. jadi mereka yang kenal tahu pasti siapa penulisnya. saya juga memilih nama ini cuma supaya mudah diingat aja. supaya lebih segar.

    Thanks. Great topic

  16. Mihael "D.B." Ellinsworth berkata:

    Dulu sih saya termasuk anonim, sama seperti Mas Sora dan yang lainnya.

    Namun pada akhirnya, saya juga harus belajar tentang dunia sosial. Saya juga harus bergaul (tidak hanya di dunia maya, harus pula di dunia nyata). Maka dari itu, saya “terpaksa” membuka diri. 🙂

  17. cK berkata:

    @ deking

    Anonimitas mungkin bagi beberapa orang dianggap sebagai suatu bentuk kepengecutan…tapi tidak bagi saya. Saya hanya ingin sedikit bebas berekspresi tanpa pengaitan dengan sosok nyata saya

    setuju deh bang 😀
    anonim khan pilihan 😉

    BTW kok “mereka” -nya cocok ya?

    kebetulan aja kok bang 😀

    @ fajar
    keserempet apa? motor? :mrgreen:

    @ amd
    ahahaha…itu berarti dia kurang rapi menyembunyikan identitasnya :mrgreen:

    *berasa anonim*

    *ditimpuk sama yang anonim beneran*

    @ deking
    siapa ya? 🙄

    @ jejakpena

    Hohoho… anonimitas ya? :mrgreen:
    Abisnya niat orang dan pengen orang beda-beda sih ya… :mrgreen:

    betul sekali. tiap orang khan punya tujuan nge-blog yang beda-beda… 😀

    Nice posting cK. 😉

    makasih hiruta .^^.

    @ yume

    saya ga suka di usik privasinya, jadi saya brusaha ga ganggu privasi org..gt aja sih…

    pemikiran yang bagus 😀

    *lirik orang ini*
    ehehehehe…

    cieeh grace…kok lirik-lirik fajar sih? :mrgreen:

    @ fajar
    yang ini juga! kalau mau lirik-lirik di blog masing-masing. minimal ke panti jomblo sana! anda flirting di postingan yang tidak tepat! 👿

    @ shelling ford

    ada yang tau nama asli saya?

    ga penting ah 😛

    @ erander
    iya bang. duh bahasanya ribet amat 🙄

    Menggunakan anonim .. karena kita cenderung melihat siapa yang mengatakannya bukan isi dari yang dikatakan .. walaupun isinya mengandung kebenaran, maka kita cenderung melihat orang yang mengatakan.

    biasanya sih begitu 🙄

    Oleh karena itu, anonim terjadi ketika si pembicara (atau yang mengatakan) merasa kredibilitas perkataannya akan dipertanyakan jika mengungkapkan jati dirinya.

    hhmmm… *berpikir*
    tapi walaupun anonim, banyak postingan dari mereka yang bisa dipertanggungjawabkan tanpa perlu mengungkapkan jati diri. karena di blog ini memang bisa menulis bebas. tapi tentu ada aturannya seperti ToS dll :mrgreen:

    @ deking
    setuju deh bang :mrgreen:

    *siul siul*

    @ rizma
    ahahahaha… 😆

    jawab: tidak tau! :mrgreen:

    @ sare’
    duh kakak adek komennya atas bawah 🙄

    sara mau anonim? ga cocok ah 😛

    @ itikkecil

    saya menghargai pilihan blogger yang ingin dikenal karena cara berpikirnya bukan orangnya dan rasanya tidak bisa dianggap sebagai suatu kepengecutan karena paling tidak seperti teh Joerig, Hiruta ataupun deking (menurut saya) tetap bertanggung jawab dalam tulisan ataupun komentarnya….

    setuju mbak! 😉
    ah~ komen mbak ira ini mencerahkan… 😀

    @ dana si pemalas login
    eits…disini nggak boleh lirik-lirik! 😈
    dana mau anonim? ga pantes ah 😛

    hetrik? ya silakan… *lirik tombol akismet*

    @ ndarualqaz

    hahahaha, chika ketularan penyakit pertamax di blog ndiri beneran nih….

    rasa-rasanya saya duluan deh yang membajak pertamax 🙄
    silakan lihat postingan saya disini. bisa dilihat kalau saya membajak pertamax sudah sejak lama :mrgreen:

    makan-makan

    dalam rangka apa? 😕

    yayaya silakan hetriks… *capek*

    @ caplang™
    betul ^^

    @ fajar
    halah…malah promosi postingan 👿

    @ jejakpena
    iya tuh. dana lagi genit. makanya lirik-lirik…

    *dengerin lagu alm. chrisye… “lirikan matamu…”*

    @ almascatie [belom in]
    nggak dibawah kok 😀

    @ pelbis
    betul ^^

    @ arul
    memang bener juga sih 😕
    tapi percaya atau tidak pada tulisan si blogger tersebut, itu tergantung pembaca hehe :mrgreen:
    lagian mereka yang anonim cukup bisa mempertanggungjawabkan tulisannya, IMO 😀

    Kalo saya sering menceritakan kehidupan sehari2 jadi sulit untuk menutup beberapa scene kehidupanku hehehhe 🙂

    arul gitu lho :mrgreen:

    @ baliazura

    untung gw bukan artizz …..:D

    😆 😆

    @ dhe

    apa seh nikmatnya jadi anonim?

    nikmatnya?? tanya saja mereka yang anonim huehehehe :mrgreen:

    cuma sok mzterius ajah

    justru yang misterius itu yang mengundang :mrgreen:

    *lirik yang sok misterius* 🙄

    @ grahat
    yang pasti asal bisa dipertanggungjawabkan, rasanya tidak apa-apa deh. IMO lho 😀

    @ kangtutur
    iya tuh :mrgreen:

    @ secondprince
    betul 😉

    @ paijo
    waw…cerita yang menarik ^^

    sulit mempertahankan anonimitas? itu semua tergantung si anonim sih. ada yang bisa menjaga ke-anonim-annya, ada yang nggak bisa :mrgreen:

    *lirik yang anonim*

    @ irwan
    betul. yang penting isinya 8)

    @ antogirang™
    khan saya bahasnya blogger anonim, bukan komen anonim 😕

    saya rajin posting? emang biasanya seminggu 1-2 postingan… 🙄

    @ omdien

    kita bisa tau id dia dari tulisannya, walaupun tidak bisa mewakili semua identitas, setidaknya bisa menggambarkan siapa dia sebenarnya

    betul sekali ^^

    @ cassanovaonline

    Yang paling menonjol dari internet kan active learning. kita bisa sampai pada satu kesimpulan dengan berbagai informasi yang tersebar di dunia maya.

    setuju! makanya di internet itu ada berbagai macam informasi. tinggal kita para pembaca yang memilih kira-kira informasi mana yang layak untuk dikonsumsi 😀
    kadang-kadang internet lebih ampuh daripada media cetak lho… (IMO)

    @ mihael “d.b.” ellinsworth
    baguslah kalau akhirnya kamu membuka diri :mrgreen:

    Namun pada akhirnya, saya juga harus belajar tentang dunia sosial. Saya juga harus bergaul (tidak hanya di dunia maya, harus pula di dunia nyata). Maka dari itu, saya “terpaksa” membuka diri.

    memangnya siapa yang memaksa? 😕 :mrgreen:

  18. Mrs. Neo Forty-Nine berkata:

    1. emang teh joerig anonim ya? oow…its annoying… :mrgreen:
    2. emang almas anonim ya? oow…its annoying… :mrgreen:
    3. emang jejak pena anonim ya? oow…its annoying… :mrgreen:
    4. emang deking anonim ya? oow…its annoying… :mrgreen:

  19. sora9n berkata:

    Yang pasti, postingan ini saya persembahkan untuk mereka yang memilih jalan untuk anonim.

    Waks, gw dihargai. Terima kasiih… 😛

    *ditimpuk*

    Btw, tumben cK postingannya serius, nih. :mrgreen:

  20. vend berkata:

    kalo pake istilah anonim, kok kesannya jadi laen ya?

    anonim tu setahuku biasanya dipake buat sesuatu yang sudah bersifat general, yang kalo ditelusuri, ndak tau siapa yang mencetuskan. biasanya karya seni, quote, dongeng, dll. itu ‘the ultimate anonymous’.

    hal lain, emang si anonim itu ndak mau mengungkap jatidiri; tapi kok kesannya negatif, coz kalo nyangkut hal2 jelek, pertanggungjawabannya susah.. (ex : komen anonim yang biasanya cuma nge-flame)

    na kalo blogger yang emang ndak pengin identitasnya diketahui, masa pake istilah anonim? kan ya pada tau dimana harus mencari mereka (ya di blog-nya lah :mrgreen: )

    – ngemeng epe seh ven? 🙄 –

  21. Sawali Tuhusetya berkata:

    Anonim? Itu memang sebuah pilihan. Tapi kenapa di era yang demikian terbuka, masih menyembunyikan identitas. Bagaimanapun juga, melalui blog pengunjung bisa tahu kecenderungan pribadi seseorang lewat post dan komentarnya di blog lain.

  22. almas berkata:

    akhernya bisa duduk dan comment serius dikit ah…
    chik itulah dua sisi yg berbeda namun tetep satu orang.. knal sisi lain sebelum mengenal realitasnya kan asyik jga to bisa jadi perbandingan…
    *aku ngomong apaan sih*

    ga tau ah puyeng pala aku iks 😦

  23. .\Goio berkata:

    Sebentar…
    Aku agak bingung dengan definisi ‘anonim’ yang dimaksud di paparan ini…
    Apakah Anonim itu maksudnya blogger yang benar2 anonim (tidak ada identitas sama sekali, menyebut gender pun tidak), atau semi-anonim (tanpa nama atau hanya pake nickname, tapi masih mencantumkan pekerjaan, latar belakang pendidikan, sekarang sedang berada di mana dll dkk dst)…

    Kalau menurut pendapatku, ketika seorang blogger sedang menceritakan opini, aku rasa ke-anoniman itu tidak masalah, tidak berpengaruh banyak pada isi paparan…

    Tapi, kalau sedang membicarakan fakta, atau misalnya sesuatu yang membutuhkan keahlian (ke-pakar-an) pada bidang tertentu, bukankah diperlukan sebuah kredibilitas…yang artinya membutuhkan identitas… yang pada akhirnya membunuh ke-anoniman-nya tadi…

    Contohnya, dongeng geologi-nya pak Rovicky. Aku pikir isinya akan lebih ‘dapat dipercaya’ karena dari identitas penulisnya kita tahu kalo pak Rovicky itu memang ‘pakar’ di bidangnya =).

    Bandingkan dengan kalau aku membaca sebuah blog (yang penulisnya benar-benar anonim) mengenai sebuah ilmu geologi yang ndak aku pahami… percaya gak… percaya gak…

    Note: Walau begitu tidak tertutup kemungkinan bahwa kredibilitas juga masih dapat dibangun dalam keadaan anonim =)… ya setidaknya apabila terlihat banyak pengunjung yang menyetujui ‘kepakaran’ dari si penulis…

    Akhir kata, tetap saja, anonim atau tidak, tetap merupakan hak dari si penulis untuk memilih =)…

    *setelah aku baca2 lagi komentarku ini… kok malah jadi bingung ya?… submit jangan ya? submit aja ah.. dah kadung nulis panjang2 hehehe… semoga ada manfaatnya deh… permisi…

  24. Herianto berkata:

    Mbaca postingan ini saya jadi teringat dengan kasus si inisial B Ali kmaren…
    Tumben dia gak jawab2 lage respon saya berikutnya… :mrgreen:

    Emang sih saya menyinggung masalah inisial siluman dia…
    Menurut saya kalo materi diskusinya “sensitif” dan “dia” beraninya make inisial siluman begitu, itu yg saya maksud “PENGECUT”.
    Masih lumayan wadehel dia punya blog sendiri waktu itu…
    Kalo si B Ali itu kan inisial siluman nya sangat sangat mendalam…

    Ada kesan yang menggunakan inisial “nyamar” menghindari tanggung jawab, di sisi lain kalo berjelas2 an istilah teman2 salafy takut kehilangan keikhlasan penuh, :mrgreen: , atau bisa juga takut sikap subjektivitas istilah dari sbagian teman2 di sini 😀

    Yah, semua itu memang pilihan kita…
    Ada pilihan, ada resiko, ada untung rugi.

    Eh…, tapi B Ali kemaren itu gak blogger ya…, kok ngomongin dia jadinya, kan masalah “hargai-blogger-anonim” ?

    #Cape… deh, OOT#

  25. cK berkata:

    @ dobelden
    sepakat 😀

    @ rd limosin

    @ arya
    he? saya nggak anonim kok 😀

    *timpuk arya pake almas* :mrgreen:

    @ antogirang™
    no komen deh 🙄

    @ mihael “d.b.” ellinsworth
    wakakakakakk…tau kok 😀

    kan emang sengaja mau ngerjain elo :mrgreen:

    @ agiekpujo
    superman aja nyembunyiin identitasnya…

    *padahal ga ada hubungannya sama blogger anonim*

    @ mathematicse

    Hargai blogger anonim, ya setuju! Hargai juga blogger yang tidak anonim, bagaimana? 😀

    saya pikir kita harus saling menghargai baik yang anonim dan yang tidak anonim.

    @ mrs. neo forty-nine
    :mrgreen:

    @ sora9n
    hehehe…sekali-sekali postingan serius donk 😛

    @ atmo4th

    pada kenyataannya kita harus menghargai semua komentar…

    saya setuju dengan pendapat diatas. namun balik lagi saya bertanya, bagaimana seandainya anda adalah blogger anonim tersebut dan identitas anda disebarkan tanpa seijin anda?

    seperti di postingan ini, saya memutilasi komen seseorang karena saya merasa tidak nyaman dengan komen tersebut. berhubung saya adalah pemilik blog ini, saya rasa hal itu wajar-wajar saja. dan saya rasa banyak blogger yang menerapkan peraturan tersebut. CMIIW 😉

    @ vend

    na kalo blogger yang emang ndak pengin identitasnya diketahui, masa pake istilah anonim? kan ya pada tau dimana harus mencari mereka (ya di blog-nya lah :mrgreen: )

    iyalah…masa cari di pasar :mrgreen:

    – ngemeng epe seh ven? 🙄 –

    tau ven, ngomong apa sih? 🙄

    :mrgreen:

    *kabur sebelum ditimpuk vendy*

    @ sawali tuhusetya

    Anonim? Itu memang sebuah pilihan. Tapi kenapa di era yang demikian terbuka, masih menyembunyikan identitas. Bagaimanapun juga, melalui blog pengunjung bisa tahu kecenderungan pribadi seseorang lewat post dan komentarnya di blog lain.

    namanya juga manusia. khan tipikalnya beda-beda. ada yang ingin dikenal, ada yang sangat ingin dikenal, ada juga yang tidak ingin diketahui jati dirinya kayak superman, spiderman dan wonder woman.

    @ nailah
    wah…nggak tau deh 🙄

    @ nrkhlsmjd
    saya pasang tawaran goceng. gimana?? :mrgreen:

    @ almas
    bener tuh…seperti halnya cK dan Chika adalah satu orang yang sama.

    *yang ini komennya lebih nggak jelas*

    @ .\goio
    blogger anonim yang dimaksud disini adalalh anonim dalam hal identitas diri si blogger, seperti nama aseli, pekerjaan, kuliah, latar belakang, wajah dan lain-lainnya.

    Walau begitu tidak tertutup kemungkinan bahwa kredibilitas juga masih dapat dibangun dalam keadaan anonim =)… ya setidaknya apabila terlihat banyak pengunjung yang menyetujui ‘kepakaran’ dari si penulis…

    seperti halnya salah satu seleb blog yang mampu membangun opini dan membuat blogosphere ini ramai. walaupun anonim, tapi kredibilitas tulisannya bisa dimengerti (walaupun masih banyak yang tidak menangkap isi tulisan tersebut) karena isinya yang cukup berat berbobot.

    Akhir kata, tetap saja, anonim atau tidak, tetap merupakan hak dari si penulis untuk memilih =)…

    yup ^^

    @ herianto
    tampaknya B ali itu bukan blogger deh 😕

    hehehe…nggak apa-apa kok OOT dikit, tapi masih berhubungan khan?! 😉

  26. zam berkata:

    lebih baik mana? mengambil sesuatu yg keluar dari pantat ayam (telur) daripada yang keluar dari pantat artis (tai)..

    😀

    menurut saya yang penting itu content-nya. bukan SIAPA yang nulis..

    anonim adalah pilihan. begitu juga dengan narsis. 😀

  27. fertobhades berkata:

    *kuliah dimulai* 😉

    Anonimitas itu adalah kondisi yang bisa saja terjadi di dunia tanpa kontak fisik seperti internet.

    Tapi katanya (kata teori lho…) anonimitas itu bisa meningkatkan timbulnya perilaku-perilaku menyimpang. Karena dengan tidak ketahuan jatidirinya (dan juga nggak pernah kopdar) 🙂 maka si anonim tidak mempunyai batasan moral apapun kalau melakukan suatu perilaku yang melanggar norma sosial.

    *kuliah singkat selesai* 🙂

  28. caplang™ berkata:

    internet (baca: blog) kan media yang terbatas
    yg tadinya ga tau A jadi tau karena artikel punya X
    yg tadinya belom kenal berusaha untuk kenal
    dengan segala keterbatasannya
    akhirnya terjadi interaksi tak langsung di blog
    masih kurang, lewat media lain misal imel ato ceting

    untuk bisa ‘percaya’ dan ‘menerima’ pendapat orang lain
    kita perlu tau info ttg orang tersebut
    ntah info sekilas ato biografi lengkap
    jadi keliatan bahwa penulisnya bener2 eksis
    yg nulis itu manusia dan bukan bot

    saya sendiri pun terbuka sekaligus anonim
    terbuka dalam hal siapa saya
    anonim tentang keluarga saya, misalnya
    kenapa mesti menceritakan silsilah keluarga
    kepada orang asing yg datang ke blog kita?
    toh belom tentu juga orang lain mau ngebacanya

    jadi memang ada baiknya setengah terbuka
    tapi semua itu memang pilihan

    *pake topeng lagi* 8)

  29. raffaell berkata:

    Kalo aku menggunakan anonimitas untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin terlihat….ato ter ekspos…

    kalo nge blog ??? ngapain pake anonimitas segala, ga ada untung nya, kalo blog nya terkenal ? mau mengclaim nya susah, bwekekeke, trus argumen dan postingan nya tentu saja diragukan, karna kita ngga tau latar belakang dia…..

  30. rkh berkata:

    Sebenarnya tidak ada masalah dg penulis anonim sepanjang tulisannya bermanfaat dan dia bertanggung jawab thd keanonimannya itu. Artinya tidak menulis dg ngawur dg sumber yg tidak jelas, apalagi menggunakannya untuk merasa aman2x saja mengatai orang, co-pas tanpa ijin, dll. Walaupun kalau semakin jelas identitasnya, tentunya akan lebih dipercaya orang tulisannya, karena jika identitasnya semakin jelas dia juga akan lebih segan untuk bikin tulisan ngawur.

    Kalau saya sendiri kurang lebihnya mirip dg Caplang, yaitu berada di tengah. Kita memang tidak perlu mengumumkan siapa kita secara total, tapi juga bukan menutup diri sama sekali. Harus ada sedikit info tentang kita supaya orang lebih percaya kapabilitas kita membuat sebuah tulisan, terutama untuk tulisan yg “ada isinya”, bukan yg sekedar “menyapa” kolega di komunitas blogger.

    Seperti saya memang tidak bagi2x foto kalau lagi jalan-jalan, tapi kalau ada yg mau tau tampang saya boleh berkunjung ke blog saya. 🙂

  31. cK berkata:

    @ telmark
    ehehe…jangan berantem donk. semua blogger khan bersodara 😉

    @ zam

    menurut saya yang penting itu content-nya. bukan SIAPA yang nulis..

    setujuh!

    btw kok nyebut-nyebut narsis?? 😕 kesindir nih :mrgreen:

    @ almas
    hohoho… *pura pura nggak lihat* 🙄

    anonim sama pantomim? hhmmm… *belagak pilon*

    @ antogirang™
    saya pernah pelihara ayam. tapi dari p**t*t ayam yang keluar t** ayam.
    *OOT banget*

    @ danalingga
    ngomongin diri sendiri yah? :mrgreen:

    @ anang
    iya tuh 😀

    @ nieznaniez
    iya nih opo iki?? :mrgreen:

    eh salam kenal dulu 😀

    @ kopral geddoe

    Btw, saya nggak berencana anonim selamanya, kok 😛

    memangnya kamu anonim?? 😕

    @ cupu ilmu
    kalau kamu komen anonim :mrgreen:

    @ fertobhades
    *duduk*

    *mendengarkan*

    Tapi katanya (kata teori lho…) anonimitas itu bisa meningkatkan timbulnya perilaku-perilaku menyimpang. Karena dengan tidak ketahuan jatidirinya (dan juga nggak pernah kopdar) 🙂 maka si anonim tidak mempunyai batasan moral apapun kalau melakukan suatu perilaku yang melanggar norma sosial.

    *ngetawain yang anonim* 😆 😆 😆

    @ affcell
    kok nggak enak ngomongnya? 😕 lagi sariawan ya? :mrgreen:

    yg jelas blogger itu manusia..

    memangnya monyet bisa ngeblog?? 🙄

    :mrgreen:

    @ putradi
    bisa dibilang begitu 8)

    @ evy

    aku anonim, nama asliku dorce hahaha

    😆 😆 😆

    @ caplang™
    sudut pandang yang menarik. memang mereka yang anonim tidak menutup keseluruhannya kok. mungkin berasa lebih nyaman bila dikenal karena tulisannya, bukan karena orangnya. IMO lho…

    *pake topeng lagi* 8)

    situ betmen ya? :mrgreen:

    @ raffaell
    itu pilihan sih. namanya juga manusia :mrgreen:

    @ rkh

    Sebenarnya tidak ada masalah dg penulis anonim sepanjang tulisannya bermanfaat dan dia bertanggung jawab thd keanonimannya itu.

    sepakat 😀

    btw kok linknya nggak nongol? saya mau mampir lho 😀

    @ cy
    yeah!

  32. sora9n berkata:

    @ fertobhades | cK

    Tapi katanya (kata teori lho…) anonimitas itu bisa meningkatkan timbulnya perilaku-perilaku menyimpang. Karena dengan tidak ketahuan jatidirinya (dan juga nggak pernah kopdar) 🙂 maka si anonim tidak mempunyai batasan moral apapun kalau melakukan suatu perilaku yang melanggar norma sosial.

    Hohoho, saya nggak gitu lho.Saya kan anonim supaya orang-orang menilai saya dari pemikiran saya saja, bukan karena saya pingin terkenal… (apalagi melakukan penyimpangan sosial) ^^

    *sekadar info*

    *ditimpuk*

  33. aLe berkata:

    A = huruf pertama,
    NO = tidak
    NIM = Nomor Induk Mahasiwa
    Jadi ANONIM = tidak ada huruf pertama pada Nomor Induk Mahasiwa
    ya iyalah, lha wong isinya nomor semua :mrgreen:

    pepatah bilang ‘apalah arti sebuah nama’
    So! yg penting isinya bermanfaat dan bisa diambil hikmahnya.
    *bukan begitu mBak cK* 😛

  34. anas berkata:

    nge untuk diriku 🙂 maksih, baru bisa nyoba ol lagi nih.
    Buat saya anonim atau tidak bukanlah masalah, kita harus mengenali sesuatu itu dari substansinya bukan dari siapa yang menelurkan ide itu. 😀

  35. akew berkata:

    setuju kalo anonim itu adalah pilihan.
    hebat buat chika yang mampu berpikir bahwa exsistensi tidak lagi dengan keharusan mengeksploitasi subjektifitas sedemikian rupa hingga pada representasi yanng dipaksakan bahkan cenderung kearah arogansi massive. gw teringat pada semangat postmodern yang jelas-jelas tidak memperdulikan lagi sebuah exsistensi pada presentasi subjektif. anonim adalah salah satu dari sekian banyak alasan lahirnya semangat postmodernisme, dimana setiap sesuatu di cermati sebagai potensi unik dan di hargai dengan emphati yang sesungguhnya.
    Anas mengemasnya dengan sangat jelas bahwa esensi dari sesuatu adalah substansinya, bukan media perantaranya.
    Kesadaran ini hedaknya di pahami dengan bijaksana dan sebaiknya setiap hubungan selallu dilandasi dengan apresiasi dan empati.
    Sejarah telah meninggalkan catatan pelajaran yang sangat berharga di mana kejatuhan era modern disebabkan oleh mereka yang secara arogan memaksakan eksistensi diri mereka sendiri-sendiri, sehingga keberadaan setiap individu seolah berada di puncak menara emas, tetapi sebenarnya mereka tidak menopang satu-pun esensi yang memberikan suatu pengaruh pada pengghargaan atau apresiasi yang proporsional.
    Masa modern didominasi oleh kalangan akademi dan borjuis, tetapi arogansi telah membutakan mereka bahwa masih ada minoritas yang lebih humanis memandang sebuah keberadaan.
    kaum marginal, akademik marginal, dan mereka yang memiliki kecenderungan pada keselarasan menentang bentuk eksistensi yang di puja oleh modernis.
    kaum modernis mencantumkan nama-nama mereka pada setiap apapun yang mereka ciptakan.
    Buku-buku yang di terbitkan separuhnya berisi testimonial dari berbagai nama besar (yang mereka besar-besarkan), setiap lukisan separuh bidangnya di tutupi coretan tanda-tangan sang pelukisnya, bahkan sebuah motif busana di patenkan agar semua orang mengetahui siapa pemiliknya dan orang lain harus membayarkan royalti atas pengunaannya.
    Anonimous adalah sebuah eksistensi yang harus kita terima, dan anonimous adalah sebuah bentuk humanisme yang lebih bersahaja. Mengahrgainya adalah salah satu ciri dari era saat ini, saat kita bersosialisasi, saat semangat dan pola budaya postmodern mewarnai sepak terjang kita.
    Sekarang ini siapa yang masih berpikir anonim itu pengecut?!
    Jika masih ada, sebaiknya anda belajar sejarah lagi, belajar anthropologi lagi, belajar sosiologi lagi, belajar seni dan budaya lagi, belajar bercermin lagi, belajar berpikir sehat lagi, belajar memiliki empati lagi, belajar apresiasi lagi, belajar sadar lagi.
    ……….hidup Cika……..

  36. Paijo berkata:

    Yang saya katakan itu bener lho, kalau menjaga supaya tetap anonim itu susah. Kemarin saya baru ngalami kebongkar identitas asli saya oleh seorang bloger Indonesia yang sedang studi S3 di Austria. Dia nulis comment di blog saya dan nyebut nama asli saya dan tahu profesi saya dan juga alamat saya ( sekarang sudah saya edit ). Saya kemudian kirim e-mail untuk mencari tahu darimana dia dapat data saya tersebut tapi dia tidak mau mengatakannya dan membiarkan saya tetap penasaran. Selanjutnya saya coba lacak teman-teman bloger saya yang mungkin telanjur membuka identitas saya di blognya dan akhirnya saya dapat satu yang memang membuka sebagian identitas saya. Saya akan coba minta tolong teman tersebut untuk mengedit postingannya tentang saya. Tapi saya cuma bisa berharap kebaikan teman saya tersebut yang bisa bersedia dan bisa juga tidak bersedia. Jadi menjaga agar tetap anonim itu tidak mudah dan bukan hanya tergantung dari bloger yang bersangkutan saja tapi juga tergantung pada bloger-bloger lain yang tahu jati diri bloger tersebut. Terimakasih dan salam eksperimen.

  37. cK berkata:

    @ ‘K,

    aku jadi homoknim™ ajah

    Dengan ini saya nyatakan telah lahir blogger seorang homoknim™ yaitu ‘K!

    @ sora9n

    Saya kan anonim supaya orang-orang menilai saya dari pemikiran saya saja, bukan karena saya pingin terkenal… (apalagi melakukan penyimpangan sosial) ^^

    yayaya saya mengerti…kamu pernah bilang kok… *masih tertawa* 😆

    *sekadar info*

    🙄

    *timpuk sora*

    @ ale
    jayoez! 😛

    pepatah bilang ‘apalah arti sebuah nama’
    So! yg penting isinya bermanfaat dan bisa diambil hikmahnya.

    setubuh setujuh! 8)

    @ anas

    Buat saya anonim atau tidak bukanlah masalah, kita harus mengenali sesuatu itu dari substansinya bukan dari siapa yang menelurkan ide itu. 😀

    terima kasih bung anas. tanggapan yang sangat mencerahkan. sangat memotivasi! *MLM mode ON*

    *berpikir untuk anonim* 🙄

    @ neo forty-nine
    *tendang farid sampe surabaya*

    @ akew

    Anonimous adalah sebuah eksistensi yang harus kita terima, dan anonimous adalah sebuah bentuk humanisme yang lebih bersahaja. Menghargainya adalah salah satu ciri dari era saat ini, saat kita bersosialisasi, saat semangat dan pola budaya postmodern mewarnai sepak terjang kita.

    dari komennya bisa ketebak akew ini latar belakangnya darimana huehehehe… :mrgreen:

    @ paijo

    Jadi menjaga agar tetap anonim itu tidak mudah dan bukan hanya tergantung dari bloger yang bersangkutan saja tapi juga tergantung pada bloger-bloger lain yang tahu jati diri bloger tersebut.

    kalau saya memberi saran, bukalah identitas pada orang yang benar-benar anda anggap dapat dipercaya. karena di dunia maya ini kita tidak bisa melihat secara langsung. mata untuk melihat yang digunakan di dunia maya ini adalah mata hati. karena itu apabila ingin membuka diri, bukalah ke orang yang anggap benar-benar dekat dan dapat dipercaya. memang terkadang banyak orang yang kurang bisa menerima anonim atau tidak bisa mengerti mengenai anonim yang diinginkan oleh si blogger anonim tersebut sehingga teman-teman blogger itu ketika komen atau memposting sesuatu, tanpa disadari menyebutkan nama asli, salah satu identitas, dan lain-lain. dan saya rasa memang sulit menjaga keanonimitas. oleh karena itu saya juga mengingatkan kepada semua blogger anonim agar lebih baik membuka identitas hanya kepada orang yang anda anggap dapat dipercaya. kalau mengenai kasus blogger yang mencari data diri dan mempostingkan data tersebut, itu sudah diluar kehendak. berarti orang tersebut kurang / tidak menghargai blogger yang ingin anonim. terima kasih sudah berbagi cerita. ^^

  38. A-isy berkata:

    sambungan: tapi memang tak masalah seseorang itu mau menjadi anonim dan menyembunyikan identitas dirinya habis2an atau mengeksplore dirinya habis-habisan juga. Yang penting, selama kita masih suka menulis, kita tetap bisa terus menulis!

    yang penting, pesan yang kita maksud bisa sampai, dan tulisan bisa dinikmati oleh orang -orang. mungkin orang yang memutuskan anonim, memiliki alasan tertentu mengapa memilih hal itu.

    tapi kadang..saya suka penasaran setengah mati pada orang yang sengaja ‘me-misteriuskan’ dirinya, atau orang yang misterius abis abisan. penasaran !!! terutama pada cara berpikirnya, pemahamannya, dan kecintaanya pada menulis

    semangat terus!!

  39. cK berkata:

    @ shige
    sip deh. setuju juga!

    @ ina
    salam kenal. silakan… ^^

    @ harriansyah
    oke deh. 8)

    @ grandiosa roffi & amd
    duh…adsense 🙄

    @ antobilang
    rajin amat ngitung komen. 😕

    @ xaliber von reginhild

    Kalau di organisasi… sekretaris mungkin.

    heh? 😕

    @ roffi grandiosa

    @ heureuy™
    betul 😆

    @ yume
    iya deh grace 😛

    @ yarza
    memang susah tuh menjaga ke-anonim-an. tanyakan saja pada mereka… *lirik yang anonim*

    @ a-isy

    tapi kadang..saya suka penasaran setengah mati pada orang yang sengaja ‘me-misteriuskan’ dirinya, atau orang yang misterius abis abisan. penasaran !!! terutama pada cara berpikirnya, pemahamannya, dan kecintaanya pada menulis

    berhati-hatilah kalian dengan mbak mina wahai para anonim 😆

    @ ken zurnala
    … 😐

  40. kurawa11 berkata:

    Setubuh banget eh salah setuju banget deh, Soal nya g juga nge blog secara anonym walawpun konten blog g blum seperti kk kk semua yang sudah sering nge blog. Dengan ngeblog secara anonym saya bisa nulis apa saja tentang diri sendiri / atau pun nge blog yang lain nya tanpa takut di ketahui identitas saya. Jadi isi nya murni, klo saya ngeblog tidak anonym maka isi blog saya akan banyak yang saya rubah karena saya tidak ingin identitas saya di ketahui oleh orang lain

Tinggalkan Balasan ke fertobhades Batalkan balasan